Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sensasi Pedas Gurih Sate Ayam Ngepos Madiun yang Menggoda Selera

Kompas.com, 3 Desember 2024, 09:58 WIB
Muhlis Al Alawi,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

MADIUN, KOMPAS.com -K ota Madiun menawarkan banyak pilihan kuliner. Salah satunya sate ayam "ngepos".

Kuliner khas ini terkenal dengan rasa gurih pedas sambal kacangnya dan potongan daging ayam yang besar tanpa lemak. Sate tersebut selalu diburu pecinta kuliner saat lapar melanda. 

Kata "ngepos" disematkan pada sate ayam lantaran tempat berjualannya seperti berada di pos yang tempatnya seluas pos kamling.

Baca juga: Sate Komoh Bu Saminah, Kuliner Legendaris Pasuruan yang Buka 3 Jam Sehari

Namun sejatinya, kata "ngepos" berasal dari kebanyakan penjual sate ayam ngepos yang berasal dari Kelurahan Purbosuman, Kota Ponorogo.

Selanjutnya, banyak warga Ponorogo yang kemudian berjualan sate ayam ngepos di Kota Madiun.

Ciri khas Sate "Ngepos"

Setelah Anda memesan, sate ayam ngepos dibakar secara langsung dalam posisi mentah dengan bumbu bakar berupa kecap dan minyak sayur.

Setelah sate ayam selesai dibakar, lalu disajikan dengan siraman sambal kacang yang gurih. Tambahan sambal kacang yang gurih, tentu akan menggugah selera.

Sate ayam ngepos memiliki ciri khas tersendiri, terutama pada rasa sambal kacangnya yang pedas-asin.

Selain itu, sate ayam ngepos menyajikan daging ayam dengan potongan besar. Tak hanya itu, dalam satu tusuk sate berisi potongan daging ayam semua.

Inilah menu sate ayam Ngepos ditambah sepiring lomtong yang dijual di warung Pak Sipbun 2 di Jalan Panglima Sudirman Kota Madiun, Jawa Timur. KOMPAS.com/MUHLIS AL ALAWI Inilah menu sate ayam Ngepos ditambah sepiring lomtong yang dijual di warung Pak Sipbun 2 di Jalan Panglima Sudirman Kota Madiun, Jawa Timur.

Tidak ada variasi kulit ataupun hati hingga ampela dalam satu tusuk sate ayam ngepos.

Bila potongan daging ayam sate daerah lain dibuat persegi, maka tidak halnya dengan sate ayam ngepos. Khusus sate ayam ngepos dibuat dalam bentuk irisan melintang.

Potongan daging ayam itu lalu dipipihkan dan dihilangkan kulit atau lemaknya sehingga hanya menggunakan dagingnya saja.

Dalam satu disajikan minimal 10 tusuk sate ayam yang disiram dengan saus sambal kacang yang asin-pedas. Lalu dituang sedikit kecap pada bagian atasnya.

Selain itu, potongan bawang merah yang segar plus sambel bawang ditaruh di pinggir piring disajikan menambah nikmatnya melahap satu piring sate ayam ngepos.

Harganya bersahabat

Harga sate ayam "ngepos" cukup bersahabat. Misalnya saja di Sate Ayam "Ngepos" Sipbun 2 Madiun yang berada di Jalan Sudirman. 

Pemilik Warung, Sari mengatakan satu porsi sate ayam "ngepos" dijual dengan harga Rp 16.000. Satu porsi berisi 10 tusuk sate. 

Bila ditambah dengan lontong dan teh manis, maka pecinta kuliner perlu merogoh kocek sekitar Rp 20.000-an.

Baca juga: Menikmati Kelezatan Tipat Cantok, Kuliner Tradisional Bali yang Tak Tergantikan

Namun, bila sepuluh tusuk sate ayam masih kurang, pembeli bisa membeli paket lainnya.  Semisal sate ayam ngepos berisi 15 tusuk dihargai Rp 24.000. Sedangkan 20 tusuk dibanderol Rp 32.000.

Sementara bagi pecinta kuliner yang ingin membawa sate ayam ngepos sebagai oleh-oleh, pemilik warung menyediakan besek. Namun, dikenakan tambahan biaya untuk besek polos sebesar Rp 5.000 dan besek warna sebesar Rp 7.000.

BAKAR SATE--Pemilik Sate Ayam Ngepos Pak Sipbun 2, Sari sementara membakar daging sate ayam sebelum disajikan ke konsumennya. KOMPAS.com/MUHLIS AL ALAWI BAKAR SATE--Pemilik Sate Ayam Ngepos Pak Sipbun 2, Sari sementara membakar daging sate ayam sebelum disajikan ke konsumennya.

Sari bercerita bahwa ia bersama suaminya sudah membuka usaha sate ayam ngepos sejak tahun 2011. Biasanya, ia membuka warungnya mulai pukul 11.00 WIB.

Dalam satu hari, Sari dapat menjual hingga 500 porsi sate ayam ngepos. Namun, acap kali menjelang petang, satu ayam ngepos Sipbun 2 sudah ludes diserbu pencinta kuliner.

“Ya, biasanya terjual hingga 500-an porsi dan sering habis sore hari,” kata Sari, Jumat (29/11/2024).

Baca juga: Rawon Garuda Kediri, Sensasi Kuah Hitam Pedas yang Selalu Diburu Pembeli

Sari mengaku sate ayam ngepos Madiun tidak beda dengan sate ayam Ponorogo.

Resep pembuatan sate ngepos miliknya juga berasal dari suaminya yang lahir dan besar di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur.

“Semua resepnya dari suami saya yang asli Ponorogo. Saya hanya membantu berjualan,” kata Sari.

Kelezatan sate ayam "ngepos"

Beberapa pecinta kuliner sate ayam ngepos yang ditemui Kompas.com mengakui kelezatan menikmati sepiring sate ayam ngepos.

Selain harganya terjangkau, mengonsumsi sate ayam ngepos plus lontong dan segelas minuman sudah sangat mengenyangkan perut.

“Kita cukup mengeluarkan uang Rp 20.000 sudah mendapatkan nikmatnya menyantap sepiring sate ayam ngepos. Selain itu, saya jamin perut sudah terasa kenyang karena cita rasa sate ayam ngepos ditambah bumbu sambal kacang dan sepiring lontong,” ujar Haris, warga Kota Madiun.

Senada dengan Haris, Jauhari menyatakan sate ayam ngepos memiliki cita rasa beda dibandingkan dengan sate ayam lainnya. Selain sausnya yang gurih dan pedas, daging ayam pun lebih terasa karena besar ukurannya.

“Dibandingkan dengan sate ayam lainnya, daging ayam sate ayam ngepos sangat terasa. Besar dan berisi daging semuanya. Tidak ada yang namanya kulit dan hati. Semua murni daging ayam,” kata Jauhari.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau