Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polemik Karangan Bunga BEM FISIP Unair

Kompas.com, 30 Oktober 2024, 06:26 WIB
Rachmawati

Editor

"Jadi kita mencoba untuk mendeskripsikan fenomena melalui kata-kata itu,” ujarnya kemudian.

Ia juga menyebut aksi karangan bunga ini sebagai “puncak akumulasi kekecewaan teman-teman BEM terhadap rentetan fenomena pemilu kemarin, yang memang sangat ironis.”

Dua hari kemudian, tepatnya Kamis (24/10) malam, perempuan yang akrab disapa Tuffa itu, menerima surat panggilan dari ketua Komite Etik Fakultas.

Jumat (25/10) pagi, Tuffa bersama wakilnya, menteri politik dan kajian strategis memenuhi panggilan tersebut.

Baca juga: [POPULER REGIONAL] Projo Jadi Parpol, Jokowi: Ya, Terserah | Pembekuan BEM FISIP Unair Dicabut

Mereka dimintai klarifikasi dan mengaku bertanggung jawab atas pemasangan karangan bunga Prabowo-Gibran di halaman kampus FISIP.

Sore harinya, BEM FISIP mendapat surel pembekuan organisasi melalui surat No. 11048/TB/UN3.FISIP/KM.04/2024 yang ditandatangani Profesor Bagong Suyanto.

“Tentu saja saya kaget. Karena saya tahunya itu justru dari teman saya yang bukan BEM. Disuruh cek emailnya BEM lah saya waktu itu,” tambah Tuffa.

Pertemuan selanjutnya antara pihak BEM FISIP dan dekanat terjadi Senin (28/10) pagi.

Saat itu, Dekan Bagong Suyanto mencabut surat tersebut sekaligus meralat apa yang ia sebut menimbulkan “kesalahan persepsi” di tengah masyarakat.

Tuffa mengatakan tidak ada syarat apa pun dalam pertemuan dan pencabutan surat itu.

“Cuma ya itu tadi Prof Bagong menitipkan pesan untuk lebih [hati-hati] dalam penggunaan kata-kata ketika mengkritik,” katanya.

Baca juga: Kronologi Dibekukannya BEM FISIP Unair hingga Mendiktisaintek Turun Tangan

"Kami menganggap itu catatan aja dari Prof Bagong."

Dengan dicabutnya surat tersebut, kata Tuffa, dirinya dan dua pengurus lain kembali menjadi "fungsionaris seperti biasanya".

"Jadi BEM FISIP sekarang tetap di bawah kepemimpinan saya,” cetusnya

Kampus junjung kebebasan akademik

Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Prof. Satryo Soemantri Brodjonegoro bersama Wakil Menteri Diktisaintek Prof. Stella Christie di Kantor Kantor Kemendikdasmen, Jakarta Selatan, Senin (28/10/2024)KOMPAS.com/SANIAMASHABI Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Prof. Satryo Soemantri Brodjonegoro bersama Wakil Menteri Diktisaintek Prof. Stella Christie di Kantor Kantor Kemendikdasmen, Jakarta Selatan, Senin (28/10/2024)
Di tempat terpisah, Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Mendiktisaintek) Satryo Brodjonegoro mengaku sudah menghubungi rektor Unair, Mohammad Nasih, saat aksi karangan bunga ini viral di media sosial.

“Saya tadi malam sudah memberi tahu Rektor Unair supaya batalkan pembekuan BEM FISIP Unair dan dia menyatakan siap,” kata Satryo, Senin (28/10).

Ia juga mengatakan bahwa kebebasan berpendapat dan berekspresi sebagai bagian dari kebebasan akademik perlu dijunjung tinggi oleh perguruan tinggi.

”Saya minta kepada mereka, bapak-ibu rektor, tolong jaga dengan baik karena kebebasan itu harus dibarengi dengan akuntabilitas dan tanggung jawab kepada publik,” tambah Satryo, yang menegaskan tetap menghormati otonomi perguruan tinggi.

Menanggapi respons Mendiktisaintek Satryo Brodjonegoro soal polemik yang melibatkan kampusnya, Dekan FISIP Unair Profesor Bagong Suyanto menegaskan bahwa dirinya "tidak akan mengizinkan mahasiswa saya menggunakan diksi yang kasar".

Baca juga: Pembekuan BEM FISIP Unair Dicabut: Beri Ruang Dialog, Dengar Aspirasi Mahasiswa

“Kalau Pak Menteri merasa itu kebebasan akademik, tidak masalah."

"Kalau mahasiswa sekali lagi menggunakan diksi kasar tidak mengatasnamakan FISIP, silakan. Tapi kalau menggunakan atas nama FISIP, saya tidak setuju," tegas Bagong.

Halaman:


Terkini Lainnya
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Surabaya
Pelaku Pungli 'Uang Pengawalan' Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Pelaku Pungli "Uang Pengawalan" Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Surabaya
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Surabaya
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Surabaya
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar 'Uang Pengawalan', Penyandera Ditangkap
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar "Uang Pengawalan", Penyandera Ditangkap
Surabaya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau