Editor
"Jadi kita mencoba untuk mendeskripsikan fenomena melalui kata-kata itu,” ujarnya kemudian.
Ia juga menyebut aksi karangan bunga ini sebagai “puncak akumulasi kekecewaan teman-teman BEM terhadap rentetan fenomena pemilu kemarin, yang memang sangat ironis.”
Dua hari kemudian, tepatnya Kamis (24/10) malam, perempuan yang akrab disapa Tuffa itu, menerima surat panggilan dari ketua Komite Etik Fakultas.
Jumat (25/10) pagi, Tuffa bersama wakilnya, menteri politik dan kajian strategis memenuhi panggilan tersebut.
Baca juga: [POPULER REGIONAL] Projo Jadi Parpol, Jokowi: Ya, Terserah | Pembekuan BEM FISIP Unair Dicabut
Mereka dimintai klarifikasi dan mengaku bertanggung jawab atas pemasangan karangan bunga Prabowo-Gibran di halaman kampus FISIP.
Sore harinya, BEM FISIP mendapat surel pembekuan organisasi melalui surat No. 11048/TB/UN3.FISIP/KM.04/2024 yang ditandatangani Profesor Bagong Suyanto.
“Tentu saja saya kaget. Karena saya tahunya itu justru dari teman saya yang bukan BEM. Disuruh cek emailnya BEM lah saya waktu itu,” tambah Tuffa.
Pertemuan selanjutnya antara pihak BEM FISIP dan dekanat terjadi Senin (28/10) pagi.
Saat itu, Dekan Bagong Suyanto mencabut surat tersebut sekaligus meralat apa yang ia sebut menimbulkan “kesalahan persepsi” di tengah masyarakat.
Tuffa mengatakan tidak ada syarat apa pun dalam pertemuan dan pencabutan surat itu.
“Cuma ya itu tadi Prof Bagong menitipkan pesan untuk lebih [hati-hati] dalam penggunaan kata-kata ketika mengkritik,” katanya.
Baca juga: Kronologi Dibekukannya BEM FISIP Unair hingga Mendiktisaintek Turun Tangan
"Kami menganggap itu catatan aja dari Prof Bagong."
Dengan dicabutnya surat tersebut, kata Tuffa, dirinya dan dua pengurus lain kembali menjadi "fungsionaris seperti biasanya".
"Jadi BEM FISIP sekarang tetap di bawah kepemimpinan saya,” cetusnya
Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Prof. Satryo Soemantri Brodjonegoro bersama Wakil Menteri Diktisaintek Prof. Stella Christie di Kantor Kantor Kemendikdasmen, Jakarta Selatan, Senin (28/10/2024)“Saya tadi malam sudah memberi tahu Rektor Unair supaya batalkan pembekuan BEM FISIP Unair dan dia menyatakan siap,” kata Satryo, Senin (28/10).
Ia juga mengatakan bahwa kebebasan berpendapat dan berekspresi sebagai bagian dari kebebasan akademik perlu dijunjung tinggi oleh perguruan tinggi.
”Saya minta kepada mereka, bapak-ibu rektor, tolong jaga dengan baik karena kebebasan itu harus dibarengi dengan akuntabilitas dan tanggung jawab kepada publik,” tambah Satryo, yang menegaskan tetap menghormati otonomi perguruan tinggi.
Menanggapi respons Mendiktisaintek Satryo Brodjonegoro soal polemik yang melibatkan kampusnya, Dekan FISIP Unair Profesor Bagong Suyanto menegaskan bahwa dirinya "tidak akan mengizinkan mahasiswa saya menggunakan diksi yang kasar".
Baca juga: Pembekuan BEM FISIP Unair Dicabut: Beri Ruang Dialog, Dengar Aspirasi Mahasiswa
“Kalau Pak Menteri merasa itu kebebasan akademik, tidak masalah."
"Kalau mahasiswa sekali lagi menggunakan diksi kasar tidak mengatasnamakan FISIP, silakan. Tapi kalau menggunakan atas nama FISIP, saya tidak setuju," tegas Bagong.