Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rumah di Lumajang Diduga Dibondet, 3 Orang Luka Parah dan Dilarikan ke Rumah Sakit

Kompas.com, 14 Oktober 2024, 08:40 WIB
Miftahul Huda,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Rumah milik Sumah (60) warga Desa Bodang, Kecamatan Padang, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, porak poranda akibat sebuah ledakan yang diduga berasal dari bom ikan atau bondet, Minggu (13/10/2024) malam.

Akibatnya, Sumah dan dua orang lainnya, Hadi (30) dan Suwarsam (60) mengalami luka parah dan harus dilarikan ke rumah sakit.

Hadi, salah satu korban yang mengalami luka lecet di bagian pinggang kanan mengaku tidak mengetahui secara pasti sumber ledakan tersebut.

Baca juga: Dendam di Balik Bom Bondet Rumah Ketua KPPS Pamekasan, Eksekutor Dibayar Rp 500.000

Ia hanya mengingat pada saat kejadian dirinya sedang berada di ruang belakang rumahnya sambil menonton televisi. Sedangkan, ibunya sedang menemui tamu di ruangan yang lain.

"Tadi saat menonton televisi tiba-tiba terdengar suara ledakan sangat keras. Saya mengira itu ledakan tabung LPG,” kata Hadi di lokasi, Minggu (13/10/2024).

Ia menambahkan, sesaat setelah ledakan kondisi gelap akibat lampu langsung padam. Sementara badannya tertimpa tembok dan atap rumah hingga mengalami luka di bagian pinggang kanan.

"Langsung gelap, saya tertimpa tembok sama asbes. Tadi dibantu warga dan langsung diantar ke klinik. Kalau ibu lukanya agak parah di bagian pinggang kanan dan kirinya,” tambahnya.

Pantauan Kompas.com saat tiba di lokasi kejadian, bau belerang masih tercium sangat menyengat.

Baca juga: Dua Warga Gucialit Lumajang Jadi Korban Ledakan Bondet, Dikira Buah Jambe

Puing-puing tembok dan atap asbes tampak berserakan di halaman belakang rumah. Bercak darah segar juga masih berceceran di sekitar ruang belakang hingga kebun di belakang rumah korban.

Darah itu diduga bekas ceceran darah Suwarsam yang mengalami luka cukup parah pada bagian telapak tangan kirinya.

Kepala Desa Bodang, Kuncoro yang rumahnya berdekatan dengan rumah korban, mengaku suara ledakan terdengar sangat keras hingga ke desa tetangga.

“Suara ledakannya sangat keras. Tadi terdengar satu kali. Kalau penyebab ledakan kami belum tahu apakah petasan atau bondet. Korban atas nama Suwarsam ini yang paling parah,” ujar Kuncoro.

Belum diketahui pasti siapa yang tega melempar bom ikan atau bondet tersebut dan apa motifnya.

Baca juga: Toko Pakaian di Probolinggo Dilempar Bondet, Warga Kaget dengar Ledakan

Kapolsek Padang Iptu Buriyanto mengatakan, pihaknya saat ini masih melakukan penyelidikan terkait insiden ledakan di rumah warga ini. Sejumlah saksi dan korban selamat juga sedang dimintai keterangan.

“Korban masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit dan klinik. Saat ini kami masih melakukan penyelidikan guna mengetahui penyebab dari ledakan ini. Jadi mohon waktu semoga segera terungkap,” pungkasnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Surabaya
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Surabaya
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Surabaya
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Surabaya
Pelaku Pungli 'Uang Pengawalan' Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Pelaku Pungli "Uang Pengawalan" Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Surabaya
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Surabaya
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Surabaya
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar 'Uang Pengawalan', Penyandera Ditangkap
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar "Uang Pengawalan", Penyandera Ditangkap
Surabaya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau