Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Stigma Ganda Ibu Tunggal di Balik Kisah Pemuda Autis Sendirian Temani Jasad Ibunda Berhari-hari

Kompas.com - 28/03/2024, 16:56 WIB
Rachmawati

Editor

“Saya juga tanya Pak Lurah, 'kok bisa ada anak yang berkebutuhan khusus'. Dia bilang, 'saya tidak tahu karena itu dari RT lama, seharusnya RT lama yang lapor ke Dinas Sosial atau Puskesmas',“ tuturnya.

Stigma ganda ibu tunggal dengan anak difabel

Sosiolog bidang Gender, Disabilitas dan Kebijakan Sosial dari UGM, Fina Itriyanti, mengungkapkan bahwa posisi Siti di masyarakat tempat ia tinggal sangat rentan karena kondisinya sebagai ibu tunggal dan memiliki putra dengan disabilitas.

Kalaupun ada warga yang berusaha menjangkaunya dan menawarkan bantuan, ia dapat dengan mudah merasa minder. Sehingga, hal ini dapat membuatnya terkesan tertutup.

“Karena mungkin dia secara sosial ekonomi di bawah yang lain dan punya anak penyandang disabilitas, tentu saja ada stigma tertentu sehingga kemudian ada rasa inferior untuk aktif menjadi bagian dari warga di situ,“ kata Fina.

Baca juga: Kisah Sabiq, Disabilitas yang Mengajar Mengaji 100-an Anak di Salatiga

Fina mengatakan bahwa individu-individu seperti Siti dan Daniel seringkali menjadi “tak kasat mata” karena mereka sulit menemukan rasa diterima di komunitas mereka. Salah satu alasan terbesar adalah stigma negatif yang masih dimiliki masyarakat di daerah pedesaan.

“Mereka dianggap polutan di masyarakat yang rural karena stigma itu dibungkus dalam mitos yang membuat mereka semakin enggan untuk bergaul dengan penyandang disabilitas,“ ujarnya.

Sosiolog dari Universitas Airlangga, Hotman Siahaan, mengatakan bahwa kondisi yang terjadi pada Siti dan putranya Daniel, membuktikan bahwa masyarakat semakin tidak peka dengan kehidupan atau kondisi orang-orang yang tinggal di sekitar mereka.

“Kalau orang lewat dan tidak merasa ada kelainan, saya kira suatu kelalaian ini karena ketidakpekaan masyarakat kita. Ini suatu permasalahan yang serius sekarang ini,” ujar Hotman kepada BBC News Indonesia pada Selasa (26/03).

Baca juga: Peduli Anak Disabilitas, Kapolres Manggarai Timur Serahkan Kursi Roda untuk Vitoria Eping

Ilustrasi autisme.Shutterstock Ilustrasi autisme.
Hotman mengatakan bahwa terdapat kegagalan sistem dasawisma yang seharusnya dapat mendeteksi masalah-masalah dalam komunitas.

Sistem dasawisma merupakan kelompok yang terdiri dari 11 sampai 20 rumah dalam suatu komunitas.

Tugas para kader Dasawisma adalah untuk memantau sekaligus membantu mengantisipasi timbulnya penyakit yang membahayakan keluarga, terutama anak.

“Mungkin itu sudah tidak jalan. Kalau kita mengarahkan ke Dinas Sosial, mereka menunggu laporan. Mereka tidak punya aparat turun untuk setiap hari memantau kehidupan masyarakat,” ujar Hotman.

Ainur Rofiq mengatakan bahwa ia baru mulai menjabat sebagai ketua RT setidaknya satu bulan yang lalu. Saat menerima jabatan, ia pun tidak diberitahu tentang kondisi Siti maupun Daniel, putranya yang berkebutuhan khusus.

Baca juga: Cerita Kedai Tuli yang Dikelola Para Penyandang Disabilitas Tunarungu di Gorontalo...

Meskipun ia sendiri tidak secara langsung mengenal Siti, ia mengatakan bahwa warga di sekitar perumahan itu sangat peduli dengan Siti dan putranya.

“Saat almarhum sakit pun beliau sampai menawarkan diri untuk dimintai tolong berobat dan mengingatkan yang bersangkutan kalau nanti ada apa-apa untuk menghubungi tetangga.

“Artinya, sebenarnya tetangga-tetangga di sini sangat peduli dengan beliau. Kalau kami selaku RT terus terang saja yang bersangkutan dengan kami belum pernah berkomunikasi,” jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usai Nyabu, Sopir Truk Nyaris Tabrak Polisi Saat Dihentikan di Sidoarjo

Usai Nyabu, Sopir Truk Nyaris Tabrak Polisi Saat Dihentikan di Sidoarjo

Surabaya
10.000 Jemaat Ikuti Misa di Katedral Surabaya, Pesan Mewartakan Kebenaran

10.000 Jemaat Ikuti Misa di Katedral Surabaya, Pesan Mewartakan Kebenaran

Surabaya
5 Partai di Magetan Berkoalisi Usung Cabup-Cawabup di Pilkada 2024

5 Partai di Magetan Berkoalisi Usung Cabup-Cawabup di Pilkada 2024

Surabaya
Desa di Sumenep Beri Makan Lansia Tiap Hari, Sebagian Langsung Disuapi

Desa di Sumenep Beri Makan Lansia Tiap Hari, Sebagian Langsung Disuapi

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Surabaya
Gelapkan Barang Pelanggan, 3 Karyawan Perusahaan Ekspedisi di Situbondo Ditangkap

Gelapkan Barang Pelanggan, 3 Karyawan Perusahaan Ekspedisi di Situbondo Ditangkap

Surabaya
Wanita di Ngawi Meninggal Usai Cabut Gigi, Dinkes Periksa Dokter yang Menangani

Wanita di Ngawi Meninggal Usai Cabut Gigi, Dinkes Periksa Dokter yang Menangani

Surabaya
2.651 Jemaah Haji Asal Surabaya Divaksinasi Meningitis

2.651 Jemaah Haji Asal Surabaya Divaksinasi Meningitis

Surabaya
Pengangkut Sampah di Kota Malang Jadi Korban Tabrak Lari

Pengangkut Sampah di Kota Malang Jadi Korban Tabrak Lari

Surabaya
299 Calon Jemaah Haji Asal Situbondo Batal Berangkat Tahun Ini karena Tak Lunasi BPIH

299 Calon Jemaah Haji Asal Situbondo Batal Berangkat Tahun Ini karena Tak Lunasi BPIH

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Surabaya
Polda Jatim Tangkap 3 Orang Pembuat Film Pendek 'Guru Tugas'

Polda Jatim Tangkap 3 Orang Pembuat Film Pendek "Guru Tugas"

Surabaya
Dikirimi Video Syur Istri Bersama PIL, Pria Asal Surabaya Lapor Polisi

Dikirimi Video Syur Istri Bersama PIL, Pria Asal Surabaya Lapor Polisi

Surabaya
Mendaftar Haji sejak Kelas 3 SD, Ini Cerita Calon Haji Termuda asal Ponorogo

Mendaftar Haji sejak Kelas 3 SD, Ini Cerita Calon Haji Termuda asal Ponorogo

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com