“Saya keluar dari TU karena honornya menurun,” paparnya.
Sebelum pamit dari SMA Muhammadiyah 1 Nganjuk, Hadi sempat melamar menjadi Guru Bimbingan dan Konseling (BK) di lembaga yang sama.
Ia nekat melamar menjadi Guru BK berbekal ijazah Strata Satu (S1) prodi BK dari Universitas Nusantara PGRI Kediri yang dimilikinya.
“Saya lulus kuliah di UNP Kediri tahun 2017,” sebutnya.
“Selesai (kuliah) saya kan masih kerja di situ (SMA Muhammadiyah 1 Nganjuk). Saya mengajukan lamaran untuk alih profesi, ternyata dari pihak sekolah tidak mengizinkan, karena masih mengharap saya jadi TU,” lanjut Hadi.
Hadi bercerita, sebenarnya banyak kolega yang menawarkannya bekerja di sekolah lain. Namun ia kesulitan membagi waktu antara megurus masjid dan bekerja di instansi pendidikan.
“Kalau sekolah full day kan otomatis pulangnya sore, saya enggak sanggup,” katanya.
Hadi menjelaskan, pekerjaannya sebagai marbut ternyata masih dipandang sebelah mata oleh masyarakat.
Hadi bercerita, dua tahun lalu dirinya dikenalkan dengan seorang perempuan untuk dijadikannya istri. Si perempuan itu dengan tangan terbuka menerima Hadi, tapi lain hal dengan keluarganya.
Alasanya karena pekerjaan Hadi yang hanya sebatas marbut.
“Itu baru dua tahun yang lalu, dari perempuan menerima, tapi dari pihak orang tuanya tidak menerima,” beber Hadi.
“La nek pengen karo anakku, nek iso ki metu ko masjid (Kalau ingin berpasangan dengan putriku, kalau bisa tidak jadi marbut),” ucap Hadi menirukan perkataan orang tua si perempuan tersebut.
Baca juga: Marbut Masjid adalah Jawaban Doa Said Usai Kehilangan Pekerjaan karena Pandemi
Memang penghasilan Hadi sebagi marbut tak seberapa. Satiap bulan, pemuda yang tinggal di Masjid Al-Muttaqien ini hanya mendapatkan honor antara Rp 800.000 hingga Rp 1 juta.
“Kalau zaman sekarang itu memang agak sulit, karena penghasilnya enggak maksimal, apalagi untuk berkeluarga,” sebutnya.
Sunardi (49), marbut Masjid Al-Muttaqien lainnya, tak mempermasalahkan kecilnya honor yang diterimanya. Ia mengaku senang karena bisa bekerja sembari beribadah.