“Ini justru menjadi mulut buaya atau mulut singa, dan bahkan terjadi persoalan yang mempengaruhi seluruh hidup atau kehidupan seumur hidup anak ini,” ujarnya.
Baca juga: Khawatir Anak Disiksa Lagi, Pemkot Surabaya Tak Akan Kembalikan Hak Asuh kepada Ibu Kandung
Lebih lanjut, ia mengatakan persoalan yang mungkin dihadapi internal keluarga justru melatari terjadinya inses. Sayangnya, dalam hal ini anak tidak mendapatkan perlindungan yang ia butuhkan sehingga ia menjadi korban.
“Terjadi kerentanan terhadap anaknya sesungguhnya lebih mendapatkan perlindungan karena dia sedang menghadapi orang tua. Anak mana yang melihat orang tuanya sakit lalu dalam kondisi baik-baik saja. Ini malah sebaliknya,” katanya.
Psikolog dari Fakultas Psikologi, Universitas Airlangga, Nurul Hartini, mengatakan keluarga memiliki peran kunci dalam membesarkan anak dengan memberikan perlindungan, pendidikan dan keamanan yang dapat membantu pertumbuhan anak yang optimal.
“Kalau kemudian di keluarga sendiri, orang-orang yang seharusnya memberikan perlindungan, bahkan dia melakukan sebuah tindak kejahatan, kalau boleh dikatakan artinya mereka yang melakukan sudah tidak dapat lagi membedakan antara yang benar dan salah,” katanya.
Ia mengatakan inses menjadi tanda bahwa timbul “krisis moral” di dalam keluarga tersebut. Krisis moral terjadi ketika orang tua atau anggota keluarga lainnya justru tidak bisa membedakan antara apa yang baik dan apa yang melanggar batas.
“Itu pastinya akan terjadi sebuah relasi yang boleh dikatakan relasi yang salah. Sangat mungkin relasi yang salah itu terjadi. Antar ayah dan anak, antara anak dan sesama saudara. Antara anak dan kakek misalnya atau anak dan paman,” kata Nurul yang sekaligus adalah Anggota Kolegium Ikatan Psikolog Klinis (IPK) Indonesia.
Ia khawatir jika korban tidak memperoleh perlindungan dan pendampingan yang cukup usai kasus itu mencuat, korban akan mengalami dampak psikologis yang sulit berat.
“Kalau kemudian dia tetap bertemu dengan situasi-situasi negatif. Dihadapkan pada suatu kondisi stresor. Dia tidak diangkat ke dalam kehidupan yang baru, sangat mungkin anak akan mengalami sebuah kondisi trauma psikologis,” ujarnya.
Baca juga: Polisi Tangkap Pelaku Perampokan dan Pelecehan Wanita Paruh Baya di Surabaya
Ketua KPAI, Ai Maryati Solihah, mengatakan bahwa peristiwa kekerasan seksual di dalam keluarga harus dicegah secara serius. Hal itu dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya menyediakan layanan konseling keluarga.
“Jadi rekomendasi kami kepada pihak Kementerian Pemberdayaan Perempuan, BKKBN, kemudian juga kepolisian. Kepada pihak-pihak yang membuka layanan konseling keluarga, Kementerian Agama, itu terus kami lakukan,” kata Ai.
Ia mengatakan saat ini, perlindungan anak harus diprioritaskan, khususnya dalam penanganan kasus tersebut oleh aparat hukum. Korban harus dapat merasa aman hanya secara fisik, tetapi juga secara psikologis.
“Berarti harus ada ruang-ruang yang diselesaikan dulu individunya, pemulihannya, psikologisnya. Supaya dia nanti punya waktu untuk bercerita, menyampaikan apa yang dia alami,” kata Ai.
Baca juga: Anggota Perguruan Silat yang Jadi Tersangka Pengeroyokan Pemuda di Surabaya Jadi 4 Orang
Oleh karena itu, ia mendorong agar pendampingan korban terus dilakukan agar korban dapat melanjutkan kehidupan barunya.
“Nanti saya akan koordinasi dengan rekan-rekan Surabaya, bahwa yang paling utama adalah korban harus pulih, harus kembali sehat. Bahkan secara pemeriksaan kesehatan, karena dikhawatirkan ada persoalan-persoalan reproduksi,” katanya
Ketua RT di Kecamatan Tegalsari, Nanik Suliani, mengatakan turut prihatin terhadap apa yang terjadi pada korban. Ia mengatakan dirinya selalu menganjurkan agar para warga setempat saling membantu dan menjaga satu sama lain, terutama bagi anak dalam keluarga.
“Kita tetap, warga saya harus waspada. Terhadap anak, terhadap misalkan satu, kejadian contoh-contoh seperti itu. Kalau bisa, selalu waspada.”
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.