Pandangan serupa disampaikan Lailatul Wahyuningtias (24), Caleg DPRD Kabupaten Nganjuk Dapil 5 dari Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura). Dapil 5 meliputi Kecamatan Berbek, Loceret, Ngetos, dan Kecamatan Sawahan.
Menurut Tias, sapaan akrab Lailatul Wahyuningtias, kalangan perempuan di Kabupaten Nganjuk tak semestinya ragu berkontestasi di Pemilu. Sebab, kaum hawa terbukti bisa dan mampu menjadi wakil rakyat di parlemen.
“Banyak juga kok dewan di Nganjuk itu yang perempuan, di Hanura sendiri juga itu dari dulu juga sudah banyak perempuannya,” ucapnya.
Baca juga: Komnas HAM: Kuota Caleg Perempuan 30 Persen Harus Dipenuhi, Bukan Hanya Dihormati
Harus Inovatif dan Kreatif
Kendati demikian, Tias menyadari bahwa banyak tantangan yang harus dilalui kaum hawa bila ingin berkontestasi di Pemilu. Persoalan relasi sosial dan modal kerap menjadi sandungan di tengah jalan.
“Tantangannya ini kalau perempuan mungkin enggak punya power seperti kebanyakan laki-laki, dalam hal mungkin circle pertemanan, terus di masyarakat kalau mau join nyangkruk (nongkrong) gitu ke warung-warung yang kebanyakan bapak-bapak itu pasti sulit,” sebutnya.
Untuk itu, lanjut Tias, kalangan perempuan dituntut untuk inovatif dalam upayanya mengenalkan diri ke masyarakat. Salah satu caranya dapat disiasati dengan memanfaatkan teknologi informasi.
“Misal aku rencananya tidak mau promosi kayak orang-orang pakai banner gitu, itu kan selain memakan biaya yang cukup besar, habis Pemilu bannernya udah, kalau nggak dikelola dengan baik jadi sampah,” jelasnya.
“Aku inginnya nanti aku kalau mau promosi itu lebih ke digital saja, kan semua orang sekarang juga udah punya HP, orang orang yang tua-tua juga udah pada punya HP, gitu. Apalagi yang anak-anak muda,” lanjut dia.
Baca juga: KPU Segera Bahas Tindak Lanjut Putusan Bawaslu soal Caleg Perempuan
Tias pun menyadari banyak orang yang mengurungkan niatnya berkontestasi di Pemilu karena terganjal persoalan biaya, termasuk kalangan perempuan. Tapi baginya persoalan itu bisa diatasi dengan kreatifitas masing-masing.
“Misal kalau biaya aku belum mampu, tapi yang aku mampu sekarang kreatifitas, karena aku punya skill, ya karena promosi di dunia digital itu gratis, kenapa enggak,” tutur alumnus Jurusan Ekonomi Syariah Institut Agama Islam Pangeran Diponegoro itu.