Plt Kepala Museum dan Cagar Budaya Kemendikbud Ristek, Ahmad Mahendra mengungkapkan, rangkaian kegiatan pada Bulan Gus Dur yang dilaksanakan pada bulan meninggalnya Presiden ke-4 RI, menjadi bagian dari pelestarian warisan pemikiran Gus Dur.
Gus Dur, ujar dia, adalah sosok yang mewariskan pemikiran-pemikiran penting untuk Indonesia, baik tentang kebangsaan, kemanusian, maupun tentang demokrasi.
Dia mengatakan, keberadaan Museum Islam KH. Hasyim Asy’ari (MINHA) di Tebuireng bukan sekedar untuk pelestarian fisik. Tetapi juga untuk pelestarian warisan pemikiran dan perjuangan.
“Kita semua tahu siapa Gus Dur dengan nilai-nilainya. Nah, keberadaan Museum (Hasyim Asy'ari) tidak sekedar fisik, tetapi juga cagar budaya. Itu adalah bagaimana kita meneruskan perjuangan bangsa yang sudah dilakukan oleh Kiai Hasyim Asy'ari, dan kemudian Gus Dur,” kata Mahendra.
Memperingati Bulan Gus Dur, Museum Islam KH. Hasyim Asy’ari menginisiasi dan menggelar beberapa kegiatan yang dilaksanakan bersama-sama dengan Gusdurian dan Pesantren Tebuireng.
Kegiatan yang dilaksanakan Sabtu (16/12/2023) tersebut, meliputi festival mewarnai Gus Dur untuk ibu dan anak, menonton film “Di Bawah Bendera Demokrasi”, Dialog Kebangsaan, Gowes Gus Dur, serta donor darah.
Kemudian, ada pentas seni budaya, meliputi pentas wayang potehi, pentas guyonan rakyat dan ludruk, serta pentas musik reggae.
Selain itu, ada kirab doa untuk Gus Dur, ziarah dan tabur bunga di makam Gus Dur yang diikuti komunitas lintas etnis dan komunitas lintas iman.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.