Penelantaran yang dimaksud Prayitno, selama dia menjalani ibadah haji, dia mencatat 11 kali jemaah tidak diberi jatah makan. Selama 3 hari di Mekkah, dia mengaku sembilan kali tidak dikasih makan.
Saat itu memang diumumkan bahwa sehari sebelum wuquf di Arofah dan 2 hari saat berada di Mina tidak diberi makan.
"Tapi kompensasi tidak ada. Entah roti atau makanan pengganti tidak ada," ujarnya.
Baca juga: Bos Properti Sidoarjo Ditangkap Usai Gadaikan Sertifikat Perumahan Rp 5 Miliar
Sementara saat jemaah berada di Muzdalifah, dua kali tidak diberi makan.
"Dua kali di Muzdalifah tidak dikasih sarapan, bahkan air minum tidak ada sampai makan siang juga tidak dikasih," katanya.
Baru dikasih jam 5 sore itu untuk makan malam," tambahnya.
Dia juga menyesalkan menu makanan yang dibagikan kepada jemaah.
"Lauknya hanya sambal goreng tahu tempe," terangnya.
Jemaah, menurut dia, cukup bersabar dan menganggap semua itu sebagai cobaan saat menjalankan ibadah.
Sehigga jemaah berinovasi memberi tambahan lauk seperti telur dan bakso yang dibeli secara mandiri. Bentuk penelantaran lainnya terkait penjemputan di Muzdalifah.
Menurutnya, jemaah yang datang tengah malam dari Arafah ke Muzdalifah janjinya dijemput setelah shalat shubuh.
"Namun kenyataannya dijemput jam 9 pagi sampai jam 11 siang, saya yang jam 11 siang itu. Ada jemaah lain yang dijemput jam setengah 2 siang," ungkapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.