Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Relawan Padamkan Kebakaran Gunung Bromo, Terjebak Api 3 Jam di Tengah Hutan

Kompas.com, 12 September 2023, 17:53 WIB
Imron Hakiki,
Andi Hartik

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Ribuan tim gabungan bahu-membahu berjibaku memadamkan kebakaran hutan dan lahan di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS).

Berdasarkan laporan BPBD Jawa Timur, ada sekitar 2.910 personel yang berjibaku memadamkan api di kawasan Gunung Bromo setiap hari sejak hari pertama kebakaran, Rabu (6/9/2023).

Personel itu berasal dari berbagai elemen, mulai dari petugas BPBD kabupaten setempat, TNI, Polri, warga setempat, dan sukarelawan dari paguyuban Jeep Bromo.

Baca juga: Kebakaran TNBTS Rusak Ekosistem Tanaman Khas Bromo

Ketua Paguyuban Jeep via Tumpang-Poncokusumo, Wildan Hangga menceritakan suka dukanya bersama sekitar 500 anggotanya saat memadamkan kebakaran.

Wildan mengaku hanya berbekal fasilitas dan peralatan seadanya.

"Kami hanya berbekal ranting pohon dan jaring-jaring besi yang kami buat sendiri," ungkapnya saat ditemui di Bukit Jemplang, Desa Ngadas, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, Selasa (12/9/2023).

Baca juga: Kebakaran Hutan dan Lahan di Kawasan Gunung Bromo Berhasil Dipadamkan

Bahkan, dalam melakukan proses pemadaman di medan perbukitan yang curam, para relawan itu nekat menerjang semak-semak dengan atribut ala kadarnya, tanpa sepatu gunung serta helm penutup kepala.

Termasuk konsumsi, mereka membeli sendiri dengan cara iuran sesama anggota paguyuban.

"Kadang ada pakai sendal jepit dan celana pendek. Karena memang tidak ada fasilitas dari siapa pun. Yang penting harapan kami kebakaran ini segera padam," ujarnya.

Pada Minggu (11/9/2023), Wildan bersama beberapa kawannya sempat terjebak di tengah hutan dan tidak bisa keluar akibat terkepung bara api.

"Terjebak sekitar 3 jam di kawasan bukit Watangan, karena bara api mengepung kami," tuturnya.

Mereka harus berjibaku memadamkan api secara manual hingga api padam, agar bisa keluar dari dalam hutan. Beberapa rekannya sempat terpisah di tengah lebatnya hutan.

"Beruntung semua anggota kami bisa keluar dengan selamat," terangnya.

Kondisi padang Savana TNBTS gosong akibat kebakaran hutan dan lahan.KOMPAS.COM/Imron Hakiki Kondisi padang Savana TNBTS gosong akibat kebakaran hutan dan lahan.
Bagi paguyuban Jeep, kebakaran di kawasan Gunung Bromo yang berimbas pada penutupan jalur wisata berdampak signifikan. Mereka tidak lagi bisa bekerja untuk mengantarkan wisatawan ke area Gunung Bromo.

"Sejak ditutup selama 7 hari lalu, kami sudah tidak bisa bekerja," terangnya.

Padahal, jasa wisata Jeep Bromo adalah sumber penghidupan mereka satu-satunya. Sehingga, mereka turut terpanggil untuk bergabung dengan relawan lain melakukan pemadaman kebakaran.

"Kami ke sini modal nekat saja, meskipun kami tidak ada yang mempunyai bekal pengetahuan tentang evakuasi kebakaran di medan hutan seperti ini," pungkasnya.

Baca juga: Kebakaran Bromo akibat Flare Prewedding Ganggu Habitat Flora dan Fauna

Kebakaran di kawasan Gunung Bromo terjadi sejak Rabu (6/9/2023) siang. Api muncul pertama kali di Blok Savana Lembah Watangan atau Bukit Teletubbies di Kaldera Tengger.

Kebakaran itu diduga dipicu oleh flare yang dinyalakan oknum wisatawan saat melakukan foto prewedding di savana Bukit Teletubbies.

Satu orang telah ditetapkan tersangka akibat kebakaran itu.

Sementara itu, api terus menjalar luas ke berbagai wilayah di kawasan TNBTS. Api baru bisa dipadamkan setelah 7 hari berselang, Selasa (12/9/2023).

Hingga saat ini, tim gabungan masih melakukan pemantauan serta pendinginan titik-titik panas untuk mengantisipasi munculnya titik api susulan.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Surabaya
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Surabaya
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Surabaya
Pelaku Pungli 'Uang Pengawalan' Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Pelaku Pungli "Uang Pengawalan" Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Surabaya
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Surabaya
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Surabaya
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar 'Uang Pengawalan', Penyandera Ditangkap
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar "Uang Pengawalan", Penyandera Ditangkap
Surabaya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau