KOMPAS.com - Kebakaran melanda savana di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), Jawa Timur, terus meluas. Petugas masih berjibaku untuk memadamkan api yang dipicu suar atau flare saat sesi foto prewedding.
Sementara itu, Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa menjelaskan, pemadaman api di Gunung Bromo terkendala kondisi medan.
"Jadi memang dibutuhkan proses pemadaman dan pembasahan secara vertikal karena agak terjal dan membutuhkan heli," kata Khofifah saat menghadiri misi dagang dan investasi di Kota Serang, Banten. Senin (11/9/2023).
Baca juga: BNPB Sebut Denda Pelaku Kebakaran Bromo Masih Kurang Dibanding Biaya Water Bombing
Sementara itu, saat kebakaran di savana TNBTS itu muncul fenomena tornado api atau dust devil.
Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Kelas I Juanda, Teguh Tri Susanto mengatakan, fenomena itu berupa pusaran kecil tapi kuat.
Lalu fenomena itu muncul ketika udara kering yang sangat panas. Tidak stabil di permukaan tanah dan naik dengan cepat melalui udara yang lebih dingin di atasnya.
Lanjutnya, udara kering tersebut membentuk aliran berupa pusaran yang membawa debu, serpihan, atau puing-puing di sekitarnya.
Termasuk api seperti yang terjadi di savana Bukit Teletubbies Gunung Bromo.
“Namun objeknya dominan api, hal tersebut terjadi karena adanya pemanasan udara oleh api,” jelasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, kebakaran di Bromo terjadi sejak Rabu (6/9/2023).
Kebakaran masih melanda beberapa titik pada Senin (11/9/2023). Bahkan, api meluas hingga ke wilayah bukit Jemplang, Desa Ngadas, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang dan kawasan Nongkojajar, Kabupaten Pasuruan.
Saat ini ratusan personel tim gabungan bergerak memadamkam api dari jalur darat.
Pemadaman juga dilakukan melalui jalur udara menggunakna helikopter waterbombing milik BNPB.
Kebakaran ini dipicu penggunaan flare saat aktivitas foto prewedding. Polisi telah menetapkan manajer wedding organizer sebagai tersangka.
(Penulis : Andhi Dwi Setiawan | Editor : Andi Hartik)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.