Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Hotel Majapahit Surabaya yang Menjadi Tempat Deklarasi Anies-Muhaimin, Ada sejak Tahun 1910

Kompas.com - 02/09/2023, 10:50 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Surat undangan acara deklarasi pasangan bakal capres dan cawapres Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar beredar luas di grup aplikasi percakapan, Sabtu (2/9/2023).

Dalam undangan tersebut disebutkan acara deklasi akan dilakukan di Hotel Majapahit, Jalan Tunjungan, Surabaya, Jawa Timur, pada pukul 14.00 WIB.

Surat tersebut ditujukan kepada Wakil Bupati Bangkalan Syafi Rofii dan ditandatangani oleh Ketua DPW PKB Jatim Halim Iskandar serta Sekretaris DPW PKB Jatim Anik Maslachah.

Sementara itu, pada Jumat (1/9/2023), DPP PKB menggelar rapat pleno khusus menyikapi lamaran Partai Nasdem untuk menggandengkan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar dengan Anies Baswedan sebagai capres dan cawapres dalam Pilpres 2024.

Hasil rapat pleno di antaranya PKB menerima lamaran Partai Nasdem soal cawapres Anies Baswedan dan akan menindaklanjuti dengan langkah-langkah politik strategis untuk pemenangan.

Baca juga: Deklarasi Anies-Muhaimin Digelar di Hotel Majapahit Surabaya, Terinspirasi dari Perobekan Bendera Belanda

Sejarah Hotel Majapahit Surabaya

Pemandangan jalan  di Surabaya dengan latar belakang Hotel Oranje sebelum tahun 1936KITLV Pemandangan jalan di Surabaya dengan latar belakang Hotel Oranje sebelum tahun 1936
Dalam buku Kota Tua Punya Banyak Cerita dijelaskan Surabaya adalah salah satu kota tertua di Indonesia yang memiliki beragam peninggalan bangunan Kolonial.

Salah satu peninggalan adalah Hotel Majapahi yang dulu bernama Hotel Oranje.

Dijelaskan Hotel Oranje dibangun pertama kali tahun 1910 di bawah kepemilikan Lucas Martin Sarkies asal Armenia.

Sarkies bersaudara adalah pebisnis yang membangun bisnis perhotelan di Asia Tenggara pada akhir abad ke-19.

Empat bersaudara tersebut terdiri dari Arviet, Arshak, Martin, dan Tigran.

Baca juga: Anies-Muhaimin Dikabarkan Akan Deklarasi di Surabaya Sore Hari Ini

Di akhir abad ke-19, mereka membangun Eastern & Oriental Hotel di Penang, Malaysia pada tahun 1880. Kemudian Raffles Hotel di Singapura tahun 1887 dan Strand di Burma 1901.

Lucas Martin Sarkies, anak laki-laki dari Martin Sarkies, kemudian melanjutkan bisnis keluarganya dan membuka Hotel Oranje di Surabaya pada tahun 1911.

Pada tahun 1900, Lucas membeli tanah seluas 1000 meter persegi di Jalan Tunjungan untuk meneruskan bisnis ayahnya membangun hotel mewah.

Bangunan itu dirancang oleh pria berkebangsaan Inggris yang bernama James Apfrey dengan langgam Art Noveau. Pembangunan hotel tersebut menghabiskan dana hingga 500.000 guilders

Kala itu, hotel tersebut menjadi hotel yang paling mewah di masanya.

Pada tahun 1936, bagian pintu direnovasi dengan rancangan arsitek berkebangsaa Belanda yakni Prof Ir Charles Prosper Wolff Schoemaker yang menerapkan langgam Art Deco pada rancanganya.

Baca juga: Tur Sejarah di Hotel Majapahit Surabaya, Tidak Menginap Juga Bisa Ikut

Trem listrik melintas di Jalan Gemblongan, tepatnya depan Hotel Yamato (sekarang Hotel Majapahit), Fotax Fotografisch Magazijn, dan Atelier di sisi kiri. Foto diambil tahun 1938.KITLV Trem listrik melintas di Jalan Gemblongan, tepatnya depan Hotel Yamato (sekarang Hotel Majapahit), Fotax Fotografisch Magazijn, dan Atelier di sisi kiri. Foto diambil tahun 1938.
Hotel tersebut dibangun untuk pemenuhan kebutuhan tempat tinggal sementara bagi turis-turis Eropa yang kala itu datang ke Hindia Belanda sejak abad ke-19.

Di masa kependudukan Jepang pada tahun 1942, hotel tersebut berganti nama menjadi Hotel Yamato dan kini menjadi Hotel Majapahit.

Hotel Majapahit menjadi salah satu lokasi dalam kisah heroik peristiwa 10 November 1945.

Hotel yang berada di Jalan Tunjungan No. 65 Kecamatan Genteng tersebut begitu terkenal pada saat kembalinya pasukan inggris yang diboncengi kekuatan Belanda.

Suasana Surabaya yang memanas mengakibatkan konflik saat pihak Belanda dengan provokatif mengibarkan bendera Tri Warna di Hotel Yamato (nama lain Hotel Majapahit masa pendudukan Jepang).

Pengibaran bendera Belanda tersebut menyulut emosi arek-arek Surabaya.

Baca juga: Hotel Majapahit, Tempat Perjuangan Pemuda Surabaya Usir Belanda

Saat itu para siswa yang pulang sekolah melihat bendera Belanda yang bewarna merah-putih-biru berkibar. Mereka pun berkumpul dengan warga kampung dan nekat mengambil bendera itu dengan cara memanjat menara Hotel Yamato dengan tangga.

Arek-arek Surabaya itu kemudian menyobek bagian biru dan bendera dikibarkan kembali dengan warna merah putih. Kala itu mereka mengabaikan risiko tembakan dari tentara Jepang.

Pada tahun 1945, Belanda kembali menduduki hotel tersebut dan tahun 1946, hotel mewah itu kembali ke tangan keluarga Sarkies.

Belasan tahun setelah itu, sebuah grup pengusaha lokal membeli hotel ini dan mengubah nama hotel menjadi Majapahi.

Restorasi besar-besaran kemudian dilakukan oleh pemilik pada 1986 yang memakan waktu 2 tahun. Hotel ini kembali dibuka dengan nama Mandarin Oriental Hotel Majapahit, Surabaya.

Artis Hollywood kelas atas seperti Charlie Chaplin pernah mengunjungi hotel ini dan berpesta di dalam aula. Foto tersebut diabadikan dan dipajang di depan pintu aula.

Di bagian bawah aula dulunya dibuat tempat berdansa dan pertunjukan dan di bagian atas diperuntukan bagi para pengunjung yang ingin menyaksikan pesta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah

Surabaya
Di Stasiun Paron Ngawi, Sang Kakak Menunggu Diah yang Ternyata Telah Terbunuh..

Di Stasiun Paron Ngawi, Sang Kakak Menunggu Diah yang Ternyata Telah Terbunuh..

Surabaya
Mantan Bupati dan Anggota DPRD Jatim Ikuti Penjaringan Calon Bupati Blitar dari PDI-P

Mantan Bupati dan Anggota DPRD Jatim Ikuti Penjaringan Calon Bupati Blitar dari PDI-P

Surabaya
Pantai Ngantep di Malang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Pantai Ngantep di Malang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Surabaya
Polisi Tangkap Warga Madura yang Curi Kabel Milik PT Telkom di Jember

Polisi Tangkap Warga Madura yang Curi Kabel Milik PT Telkom di Jember

Surabaya
Pendaftaran Pilkada 2024 Jalur Independen di Kota Batu Sepi Peminat

Pendaftaran Pilkada 2024 Jalur Independen di Kota Batu Sepi Peminat

Surabaya
Gantikan Sang Ayah yang Meninggal, Syarifa Jadi Calon Haji Termuda Asal Lumajang

Gantikan Sang Ayah yang Meninggal, Syarifa Jadi Calon Haji Termuda Asal Lumajang

Surabaya
Toko Kue di Surabaya Dibobol Maling, Sejumlah Barang Hilang

Toko Kue di Surabaya Dibobol Maling, Sejumlah Barang Hilang

Surabaya
Partai PPP Situbondo Buka Seleksi Cabup dan Cawabup, Pendaftarnya Bupati hingga Mantan Rektor

Partai PPP Situbondo Buka Seleksi Cabup dan Cawabup, Pendaftarnya Bupati hingga Mantan Rektor

Surabaya
Jelang Rekrutmen PPPK dan CPNS, Warga di Sumenep Diminta Tak Percaya Calo

Jelang Rekrutmen PPPK dan CPNS, Warga di Sumenep Diminta Tak Percaya Calo

Surabaya
Lansia di Gresik Meninggal Diduga Dianiaya Tetangga

Lansia di Gresik Meninggal Diduga Dianiaya Tetangga

Surabaya
Seorang Karyawan Terluka Saat Gagalkan Perampokan Alfamart di Probolinggo

Seorang Karyawan Terluka Saat Gagalkan Perampokan Alfamart di Probolinggo

Surabaya
11 Orang Berebut Rekomendasi PDI-P untuk Maju Pilkada Sumenep 2024

11 Orang Berebut Rekomendasi PDI-P untuk Maju Pilkada Sumenep 2024

Surabaya
Tanggapi RUU Penyiaran, Akademisi Unmuh Jember: Jurnalisme Investigasi Harus Dijamin Kebebasannya

Tanggapi RUU Penyiaran, Akademisi Unmuh Jember: Jurnalisme Investigasi Harus Dijamin Kebebasannya

Surabaya
Pilkada Kota Malang, Tiga Orang Ambil Formulir Pendaftaran di PDI-P

Pilkada Kota Malang, Tiga Orang Ambil Formulir Pendaftaran di PDI-P

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com