Salin Artikel

Sejarah Hotel Majapahit Surabaya yang Menjadi Tempat Deklarasi Anies-Muhaimin, Ada sejak Tahun 1910

Dalam undangan tersebut disebutkan acara deklasi akan dilakukan di Hotel Majapahit, Jalan Tunjungan, Surabaya, Jawa Timur, pada pukul 14.00 WIB.

Surat tersebut ditujukan kepada Wakil Bupati Bangkalan Syafi Rofii dan ditandatangani oleh Ketua DPW PKB Jatim Halim Iskandar serta Sekretaris DPW PKB Jatim Anik Maslachah.

Sementara itu, pada Jumat (1/9/2023), DPP PKB menggelar rapat pleno khusus menyikapi lamaran Partai Nasdem untuk menggandengkan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar dengan Anies Baswedan sebagai capres dan cawapres dalam Pilpres 2024.

Hasil rapat pleno di antaranya PKB menerima lamaran Partai Nasdem soal cawapres Anies Baswedan dan akan menindaklanjuti dengan langkah-langkah politik strategis untuk pemenangan.

Salah satu peninggalan adalah Hotel Majapahi yang dulu bernama Hotel Oranje.

Dijelaskan Hotel Oranje dibangun pertama kali tahun 1910 di bawah kepemilikan Lucas Martin Sarkies asal Armenia.

Sarkies bersaudara adalah pebisnis yang membangun bisnis perhotelan di Asia Tenggara pada akhir abad ke-19.

Empat bersaudara tersebut terdiri dari Arviet, Arshak, Martin, dan Tigran.

Di akhir abad ke-19, mereka membangun Eastern & Oriental Hotel di Penang, Malaysia pada tahun 1880. Kemudian Raffles Hotel di Singapura tahun 1887 dan Strand di Burma 1901.

Lucas Martin Sarkies, anak laki-laki dari Martin Sarkies, kemudian melanjutkan bisnis keluarganya dan membuka Hotel Oranje di Surabaya pada tahun 1911.

Pada tahun 1900, Lucas membeli tanah seluas 1000 meter persegi di Jalan Tunjungan untuk meneruskan bisnis ayahnya membangun hotel mewah.

Bangunan itu dirancang oleh pria berkebangsaan Inggris yang bernama James Apfrey dengan langgam Art Noveau. Pembangunan hotel tersebut menghabiskan dana hingga 500.000 guilders

Kala itu, hotel tersebut menjadi hotel yang paling mewah di masanya.

Pada tahun 1936, bagian pintu direnovasi dengan rancangan arsitek berkebangsaa Belanda yakni Prof Ir Charles Prosper Wolff Schoemaker yang menerapkan langgam Art Deco pada rancanganya.

Di masa kependudukan Jepang pada tahun 1942, hotel tersebut berganti nama menjadi Hotel Yamato dan kini menjadi Hotel Majapahit.

Hotel Majapahit menjadi salah satu lokasi dalam kisah heroik peristiwa 10 November 1945.

Hotel yang berada di Jalan Tunjungan No. 65 Kecamatan Genteng tersebut begitu terkenal pada saat kembalinya pasukan inggris yang diboncengi kekuatan Belanda.

Suasana Surabaya yang memanas mengakibatkan konflik saat pihak Belanda dengan provokatif mengibarkan bendera Tri Warna di Hotel Yamato (nama lain Hotel Majapahit masa pendudukan Jepang).

Pengibaran bendera Belanda tersebut menyulut emosi arek-arek Surabaya.

Saat itu para siswa yang pulang sekolah melihat bendera Belanda yang bewarna merah-putih-biru berkibar. Mereka pun berkumpul dengan warga kampung dan nekat mengambil bendera itu dengan cara memanjat menara Hotel Yamato dengan tangga.

Arek-arek Surabaya itu kemudian menyobek bagian biru dan bendera dikibarkan kembali dengan warna merah putih. Kala itu mereka mengabaikan risiko tembakan dari tentara Jepang.

Pada tahun 1945, Belanda kembali menduduki hotel tersebut dan tahun 1946, hotel mewah itu kembali ke tangan keluarga Sarkies.

Belasan tahun setelah itu, sebuah grup pengusaha lokal membeli hotel ini dan mengubah nama hotel menjadi Majapahi.

Restorasi besar-besaran kemudian dilakukan oleh pemilik pada 1986 yang memakan waktu 2 tahun. Hotel ini kembali dibuka dengan nama Mandarin Oriental Hotel Majapahit, Surabaya.

Artis Hollywood kelas atas seperti Charlie Chaplin pernah mengunjungi hotel ini dan berpesta di dalam aula. Foto tersebut diabadikan dan dipajang di depan pintu aula.

Di bagian bawah aula dulunya dibuat tempat berdansa dan pertunjukan dan di bagian atas diperuntukan bagi para pengunjung yang ingin menyaksikan pesta.

https://surabaya.kompas.com/read/2023/09/02/105000978/sejarah-hotel-majapahit-surabaya-yang-menjadi-tempat-deklarasi-anies

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke