Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wali Kota Malang soal Aksi "Sweeping" di Wilayahnya: Jangan Lakukan Hal Kontraproduktif

Kompas.com - 27/06/2023, 04:27 WIB
Nugraha Perdana,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Wali Kota Malang, Sutiaji meminta kepada para perantau asal luar daerah yang berada di Kota Malang, Jawa Timur untuk tidak melakukan kegiatan-kegiatan kontraproduktif.

Hal itu menanggapi adanya bentuk sweeping yang dilakukan oleh sekelompok orang dari luar Jawa pada Minggu (25/6/2023) malam di Jalan Raya Tlogomas. Sweeping itu disebut buntut kematian seorang mahasiswa di Malang, Jawa Timur.

"Ini adalah bumi Indonesia, jangan sampai melakukan kegiatan-kegiatan yang kontraproduktif," kata Sutiaji pada Senin (26/5/2023).

Baca juga: Kesaksian Warga soal Aksi Sweeping yang Dipicu Tewasnya Mahasiswa di Malang

Dia juga berharap sesama Warga Negara Indonesia (WNI) menjaga situasi tetap kondusif.

"Sekali lagi dan saya pun juga saya sampaikan ini adalah ketika berpikir ini daerah lain, sama ketika membuat kekacauan di daerah lain pun kan ya enggak boleh, ini negara kita," katanya.

Menurutnya, warga sekitar di Jalan Raya Tlogomas telah arif dan bijak dalam menghadapi situasi. Warga tidak sampai terpancing dan terjadi bentrokan antarmassa.

Warga memilih mediasi dengan perwakilan sekelompok orang yang melakukan sweeping untuk meredam gejolak.

Baca juga: Lebih dari 20 Saksi Diperiksa atas Tewasnya Mahasiswa di Malang

"Warga kita sudah arif, sudah bijak. Semalam itu sudah sampai setengah dua (dini hari) itu sudah bertem. Senin pagi juga sudah dilakukan pertemuan antara perwakilan dari masing-masing tadi," katanya.

Sebagai informasi, aksi sweeping merupakan buntut kematian mahasiswa perguruan tinggi swasta berinisial KM (24) asal Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur. Mereka mencari para pelaku yang melakukan penganiayaan terhadap korban.

Aksi ratusan orang itu telah dibubarkan oleh pihak kepolisian. Sekelompok orang tersebut dibawa ke daerah Gotong Royong, Kota Malang. 

Di sisi lain, Sutiaji juga meminta kepada para perantau untuk bisa menyesuaikan budaya yang ada di Malang. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan diharapkan tidak sampai menimbulkan persoalan.

"Mohon maaf sekali lagi, ada budaya yang mungkin baik menurut kacamatanya. Jadi kebiasaan itu ketika melanggar norma (di sini) itu kan jadi tidak baik. Jangan sampai mengganggu orang lain. Ketika sudah mengganggu orang lain itu sudah berurusan dengan pihak lain. Karena norma itu apa yang terjadi di sana di kelompoknya baik, tapi kalau di sini tidak baik ya jangan dilakukan," ungkapnya.

Meski begitu, Sutiaji mengajak warga Kota Malang untuk tidak memukul rata dengan beranggapan buruk terhadap semua perantau.

Menurutnya, para perantau utamanya dengan kegiatan positif seperti sebagai mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan, tetap harus didukung.

"Mereka itu juga anak bangsa, perlu yang kita ingatkan, jangan terus kita apriori, tetap kita ingatkan. Itu juga anak-anak kita yang perlu kita bina dan kita didik," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Jumat 17 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Jumat 17 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Jumat 17 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Jumat 17 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Surabaya
Menjelang Pilkada 2024, KPU Situbondo Pangkas Jumlah TPS 50 Persen

Menjelang Pilkada 2024, KPU Situbondo Pangkas Jumlah TPS 50 Persen

Surabaya
Sambut Program Makan Siang Gratis, 10.000 Hektar Lahan Kering Disulap Jadi Kawasan Terpadu Hortikultura

Sambut Program Makan Siang Gratis, 10.000 Hektar Lahan Kering Disulap Jadi Kawasan Terpadu Hortikultura

Surabaya
Dua Pejabat di DPRD Madiun Diperiksa terkait Kasus Korupsi Dana Aspirasi Rp 1,5 Miliar

Dua Pejabat di DPRD Madiun Diperiksa terkait Kasus Korupsi Dana Aspirasi Rp 1,5 Miliar

Surabaya
Pria di Pasuruan Protes Kehilangan 2 Testis Usai Operasi Prostat, RS Klaim Sesuai Prosedur

Pria di Pasuruan Protes Kehilangan 2 Testis Usai Operasi Prostat, RS Klaim Sesuai Prosedur

Surabaya
Satu Pasangan Jalur Independen Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Malang Tak Lolos Verifikasi

Satu Pasangan Jalur Independen Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Malang Tak Lolos Verifikasi

Surabaya
Kisah Wanita Kuli Panggul di Pasar Surabaya Bisa Berangkat Haji

Kisah Wanita Kuli Panggul di Pasar Surabaya Bisa Berangkat Haji

Surabaya
Wali Kota Eri Cahyadi Kembali Tegaskan Larangan Sekolah di Surabaya Study Tour ke Luar Daerah

Wali Kota Eri Cahyadi Kembali Tegaskan Larangan Sekolah di Surabaya Study Tour ke Luar Daerah

Surabaya
Sepeda Motor di Banyuwangi Terbakar setelah 'Ngangsu' BBM

Sepeda Motor di Banyuwangi Terbakar setelah "Ngangsu" BBM

Surabaya
Pemprov Jatim soal Pengosongan Rusunawa Gunungsari Surabaya: Penghuni Tak Mau Bayar Sewa

Pemprov Jatim soal Pengosongan Rusunawa Gunungsari Surabaya: Penghuni Tak Mau Bayar Sewa

Surabaya
Diusir dari Rusunawa Gunungsari Surabaya, Warga Terancam Tak Punya Tempat Tinggal

Diusir dari Rusunawa Gunungsari Surabaya, Warga Terancam Tak Punya Tempat Tinggal

Surabaya
Rumah Warga Trenggalek Ditaburi Kotoran Kambing, Bhabinkamtibmas Turun Tangan

Rumah Warga Trenggalek Ditaburi Kotoran Kambing, Bhabinkamtibmas Turun Tangan

Surabaya
Pantai Ngalur di Tulungagung: Daya Tarik, Lokasi, dan Rute

Pantai Ngalur di Tulungagung: Daya Tarik, Lokasi, dan Rute

Surabaya
Ramai soal UKT Universitas Brawijaya, Wakil Rektor Sebut Sudah Sesuai Regulasi

Ramai soal UKT Universitas Brawijaya, Wakil Rektor Sebut Sudah Sesuai Regulasi

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com