KOMPAS.com - Gunung Raung adalah nama sebuah gunung api kerucut yang berada di ujung timur Pulau Jawa.
Lokasi gunung api ini berada di wilayah tiga kabupaten yaitu Kabupaten Banyuwangi, Jember, dan Bondowoso, di Provinsi Jawa Timur.
Baca juga: 27 Gunung di Jawa Timur, Lengkap dengan Lokasi dan Ketinggian
Gunung Raung memiliki 4 puncak yang biasa dituju pendaki yakni Puncak Bendera, Puncak 17, Puncak Tusuk Gigi, dan Puncak Sejati.
Puncak Sejati merupakan puncak tertinggi Gunung Raung yang berada di ketinggian 3.344 mdpl.
Baca juga: 7 Gunung Tertinggi di Provinsi Jawa Timur
Hal ini menjadikannya gunung berapi tertinggi ketiga di Jawa Timur setelah Gunung Semeru dan Gunung Arjuno.
Dilansir dari laman Badan Geologi, Gunung Raung termasuk gunung api bertipe strato yang merupakan gunung tua dengan kaldera di puncaknya, dan dikelilingi oleh banyak puncak kecil.
Baca juga: Mengenal Gunung Semeru, Gunung Tertinggi di Pulau Jawa yang Konon Merupakan “Paku Bumi” Tanah Jawa
Beberapa kelompok kerucut yang mengelilingi Gunung Raung adalah Gunung Suket (2.750 mdpl), Gunung Lempeh (2932 mdpl), Gunung Jampit (2.338 mdpl), di selatan Gunung Wates (2.796 mdpl), di barat Gunung Gadung (2.390 mdpl), dan Gunung Pajungan (2.352 mdpl).
Menurut Taverne (1926 dalam Djoharman, 1970) Gunung Suket dan Gunung Dampit berumur lebih tua dari Gunung Raung.
Gunung Raung memiliki sejarah letusan dahsyat, salah satunya pada tahun 1586 dan 1597 yang menyebabkan korban manusia.
Bahkan letusan dahsyat pada 1638 diikuti banjir besar dan aliran lahar di Kali Stail dan Kali Klatak di wilayah Kerajaan Macan Putih.
Saat itu jatuh ribuan korban jiwa di kerajaan yang yang dipimpin Pangeran Tawangulun tersebut.
Sejak 1638 hingga 1902 tercatat adanya 16 kali kejadian erupsi. Hingga pada 16 Februari 1902, terpantau munculnya kerucut pusat di Gunung Raung setinggi 90 meter.
Tahun berikutnya terdengar suara gemuruh dan keluar bara api di bagian puncak pada tanggal 28 November 1903 hingga 2 Desember 1903.
Pada tahun 1921 kembali tercatat adanya aliran lava di kaldera sekitar bulan Februari hingga April 2921, dan pada tahun 1927 terdapat letusan berbentuk asap cendawan yang diiringi oleh hujan abu sampai sejauh 30 kilometer.
Selain itu terdengar dentuman bom yang dilontarkan sejauh 500 meter pada periode 2 Agustus 1927 sampai Oktober 1927.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.