Namun, beberapa saat kemudian, dr Nabil menyampaikan hasil otopsi dan menyatakan ia telah diizinkan oleh penyidik Polda Jatim.
"Sekarang kita sebagai penasihat hukum juga mempertanyakan apakah berhak penyidik Polda Jatim itu mendelegasikan kepada dokter pemeriksa forensik untuk menyampaikan otopsinya, kalau berhak aturannya di mana?" tegasnya.
Sementara itu, Devi Athok Yulfitri membenarkan bahwa pihaknya keberatan dengan hasil otopsi kedua anaknya.
Baca juga: Tak Temukan Residu Gas Air Mata, Tim Forensik Ungkap Penyebab Kematian 2 Korban Tragedi Kanjuruhan
Sebab, ia menyaksikan langsung saat kedua korban itu tewas. Menurutnya, tidak ada indikasi kematian yang mengarah pada bekas benturan benda tumpul di tubuh korban.
"Saat meninggal, mulut Nayla ini berbusa. Masak diinjak-injak itu sampai berbusa? Kan tidak masuk akal, kalau bukan karena racun gas air mata yg kedaluwarsa itu," kata Devi Athok melalui sambungan telepon, Jumat.
"Indikasi kekerasan benda tumpul itu tidak terlihat, karena tubuhnya utuh. Bahkan, kausnya bersih. Kalau terinjak-injak, kan sebelum pertandingan Arema FC lawan Persebaya Surabaya hujan sempat turun. Artinya tanahnya becek. Kalau diinjak-injak pasti ada bekas dari sepatu yang menginjak-nginjak, ini enggak ditemukan sama sekali," sambungnya.
Atas dasar itu, ia menduga hasil otopsi itu dimanipulasi. Ia memohon untuk dilakukan otopsi ulang dengan melibatkan dokter independen.
"Kalau dibutuhkan otopsi lagi, saya siap dan rela anak saya diotopsi ulang. Karena hasil otopsi ini tidak masuk akal," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.