Dia mengungkapkan, istrinya dibawa ke RSUD Jombang sekitar pukul 09.00 WIB melalui Instalasi Gawat Darurat (IGD). Setelah menjalani observasi, istrinya masuk ke ruang persalinan sekitar pukul 18.30 WIB.
Sayangnya, proses persalinan secara normal tidak berjalan mulus. Kepala bayi yang dilahirkan bisa keluar, namun bagian badan bayi tersangkut dan tidak bisa keluar.
"Sampai kira-kira setengah delapan atau jam delapan, si bayi belum bisa keluar, divakum, disedot. Disedot itu cuma keluar kepalanya," tutur Yopi.
Baca juga: Polres Jombang Hentikan Kasus Polisi Bertamu ke Rumah Istri Anggota TNI hingga Larut Malam
Kemudian, lanjut dia, perawat yang menangani persalinan istrinya menghubungi petugas lain.
"Perawat tadi panik, terus telepon dokter. Kemudian, satu-satu tiba. Ditangani, tapi tidak berhasil. Satu lagi datang, ditangani tapi tidak berhasil," ungkap Yopi.
Karena proses persalinan yang tidak berjalan mulus, nyawa sang bayi tak tertolong.
Baca juga: Terekam CCTV, Pencuri Masuk Ruang SMP di Jombang, Uang Jutaan untuk Santunan Anak Yatim Raib
Selanjutnya, tutur Yopi, untuk menyelamatkan nyawa sang ibu, petugas kemudian meminta persetujuan darinya untuk memisahkan kepala bayi.
Setelah dilakukan pemisahan kepala, petugas melakukan operasi untuk mengambil bagian tubuh bayi yang masih berada di dalam kandungan istrinya.
Yopi menyesalkan peristiwa yang dialami istri dan bayinya.
Menurut dia, peristiwa memilukan itu mungkin tidak akan terjadi jika petugas melakukan operasi sesar untuk persalinan istrinya. Sebab, persalinan dengan cara operasi sesar, sudah disarankan oleh Puskesmas yang merujuk.
"Kalau (rujukan) dari puskesmas sih begitu (Operasi Sesar), kata istri saya karena waktu di puskesmas saya tidak ada. Tapi oleh rumah sakit tetap dipaksa menjalani kelahiran (persalinan) normal," kata Yopi.
Dia berharap, peristiwa yang dialami keluarganya tidak terulang. Dia pun meminta RSUD Jombang menjaga profesionalitas dalam memberikan pelayanan.
"Harapannya jangan sampai ada kejadian lagi seperti yang dialami keluarga saya. Profesionalitas rumah sakit agar dijaga," kata Yopi.