Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Prosesi Upacara Ngaben Massal Umat Hindu di Banyuwangi

Kompas.com - 25/07/2022, 18:16 WIB
Rizki Alfian Restiawan,
Priska Sari Pratiwi

Tim Redaksi

"Ini upacara pengabenan massal terbesar selama ini," terang Made.

Baca juga: 7 Upacara Adat di Bali, dari Ngaben hingga Galungan

Made mengatakan, ngaben massal ini seharusnya dilakukan pada 2020. Namun karena adanya pandemi Covid-19 baru bisa dilakukan pada tahun 2022 ini.

"Tertunda dua tahun. Sebenarnya jadwal dilakukan 5 tahun sekali. Tapi karena pandemi, jadi mundur," terang Made.

Panitia juga menyederhanakan prosesi Ngaben. Upacara dilakukan tanpa iring-iringan. Semua upakara atau persembahan dan perlengkapan upacara dilakukan di sebelah lokasi acara.

Nantinya, setelah pembakaran Sawa, prosesi dilanjutkan dengan nganyut atau menghanyutkan abu jenazah ke laut.

"Nganyut ini kita kembalikan kepada pihak keluarga. Terserah mau dilarung di mana," ujar Made.

Baca juga: Gempa M 3,7 Guncang Bali, Belum Ada Laporan Kerusakan

Diungkapkan Made, upacara ngaben ini merupakan bentuk penghormatan terakhir terhadap roh leluhur.

"Dalam keyakinan umat Hindu, ngaben merupakan sarana untuk meleburkan unsur-unsur panca mahabhuta yang masih melekat di tubuh jenazah," ujarnya.

Harapannya melalui ngaben ini, roh orang yang telah meninggal dunia dapat segera menuju alam satyaloka atau berreinkarnasi ke dalam siklus samsara.

"Hal ini ditentukan oleh apa yang dilakukan selama menjalani hidup di dunia," terangnya.

Baca juga: Melihat Tari Seblang Bakungan Banyuwangi, Ketika Roh Leluhur Rasuki Tubuh Sang Penari

Tujuan upacara ngaben

Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Banyuwangi, Drs. Suminto menjelaskan, Ngaben massal sejatinya memperlihatkan sisi lain kehidupan umat Hindu.

Kompleksnya adalah kewajiban ‘melunasi utang’ kepada leluhur yang dimulai dari ngebet sawa, ngemandusin, mengarak bade, kremasi, hingga nganyut atau pelarungan ke laut.

"Tujuan upacara ngaben ini untuk mempercepat ragha sarira agar dapat kembali ke asalnya, yaitu panca maha buthadi alam ini dan bagi atma dapat cepat menuju alam pitra," terang Suminto.

Secara umum landasan filosofis ngaben merupakan panca sradha, yakni lima kerangka dasar Agama Hindu yaitu Brahman, Atman, Karmaphala, Samsara dan Moksa.

"Sedangkan secara khusus karena wujud cinta anak kepada para leluhur dan kepada orang tuanya," ucap Suminto.

Baca juga: Kronologi Siswi di Banyuwangi Diperkosa 3 Orang hingga Hamil, Sempat Dicekoki Miras, Dinikahi lalu Ditinggal Pergi

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Psikolog Akan Dampingi Anak Komedian Isa Bajaj yang Diduga Alami Kekerasan

Psikolog Akan Dampingi Anak Komedian Isa Bajaj yang Diduga Alami Kekerasan

Surabaya
Jalur Banyuwangi-Jember Tertutup Banjir Lumpur, Buka Tutup Diberlakukan

Jalur Banyuwangi-Jember Tertutup Banjir Lumpur, Buka Tutup Diberlakukan

Surabaya
Kesaksian Anshori Saat Banjir Lahar Semeru Menerjang: Ada Suara Gemuruh

Kesaksian Anshori Saat Banjir Lahar Semeru Menerjang: Ada Suara Gemuruh

Surabaya
Gus Ipul Sebut Sudah Saatnya Ada Regenerasi di PKB

Gus Ipul Sebut Sudah Saatnya Ada Regenerasi di PKB

Surabaya
Isa Bajaj Laporkan Dugaan Kekerasan yang Menimpa Anaknya ke Polisi

Isa Bajaj Laporkan Dugaan Kekerasan yang Menimpa Anaknya ke Polisi

Surabaya
Update Banjir Lahar Semeru, 32 KK Mengungsi, 3 Jembatan Rusak

Update Banjir Lahar Semeru, 32 KK Mengungsi, 3 Jembatan Rusak

Surabaya
Anak Isa Bajaj Diduga Jadi Korban Tindak Kekerasan di Alun-alun Magetan

Anak Isa Bajaj Diduga Jadi Korban Tindak Kekerasan di Alun-alun Magetan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Surabaya
Simpan dan Racik Bahan Peledak untuk Petasan, 6 Orang di Sidoarjo Ditangkap

Simpan dan Racik Bahan Peledak untuk Petasan, 6 Orang di Sidoarjo Ditangkap

Surabaya
Kendaraan Roda 2 Dominasi Arus Balik ke Bali, Capai 8.125 Unit

Kendaraan Roda 2 Dominasi Arus Balik ke Bali, Capai 8.125 Unit

Surabaya
WNA Filipina Ditemukan Meninggal di Kamar Apartemen Surabaya

WNA Filipina Ditemukan Meninggal di Kamar Apartemen Surabaya

Surabaya
Banjir Lahar Gunung Semeru, Jembatan Gondoruso Putus

Banjir Lahar Gunung Semeru, Jembatan Gondoruso Putus

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Surabaya
Arak-arak Bondowoso: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Arak-arak Bondowoso: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com