BANYUWANGI, KOMPAS.com - SA (18), gadis asal Kecamatan Blimbingsari, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, resmi melaporkan tiga pelaku yang memperkosa dirinya ke Polresta Banyuwangi.
Laporan korban ke polisi bermula usai dirinya ditinggal pergi S, salah satu pelaku yang menikahinya.
Korban yang saat itu tengah hamil 5 bulan meminta S bertanggung jawab dan tidak meninggalkannya.
Baca juga: Kisah Pilu Siswi di Banyuwangi, Diperkosa 3 Orang hingga Hamil, Ditinggal Kabur Usai Dinikahi Pelaku
Peristiwa itu bermula ketika korban yang masih berusia 17 tahun dan duduk di kelas 11 SMA diajak jalan-jalan oleh salah seorang terduga pelaku, F, pria asal Desa Bubuk, Kecamatan Rogojampi, Banyuwangi.
Korban diajak F ke rumah S di Desa Watukebo, Kecamatan Blimbingsari, Banyuwangi pada 15 September 2021.
Tak lama setelah berada di rumah S, datang seorang yang tidak dikenal atau Mr. X yang merupakan teman S membawa minuman keras (miras) jenis anggur merah.
"Saya dipaksa meminumnya," ungkap SA, Sabtu (23/7/2022).
Usai dicekoki miras dan tak sadarkan diri, F memaksa korban masuk ke kamar untuk memuaskan nafsu bejatnya melakukan hubungan badan.
Baca juga: Bongkar Sindikat Pencurian Motor di Banyuwangi, Polisi Tangkap 4 Pelaku
Tak lama di dalam kamar, beberapa saat kemudian, S dan Mr. X bergilir menyusul masuk ke kamar dan memperkosa korban secara bergantian.
Kelakuan bejat tiga orang tersebut dilakukan kepada korban tanpa henti hingga pagi hari sampai korban lemas.
Keesokan harinya, SA diajak F ke rumah temannya di Dusun Melik, Desa Parijatah Kulon, Kecamatan Srono, Banyuwangi sekitar pukul 11.00 WIB.
Setibanya di rumah teman F, S datang menjemput dan mengajak SA kembali ke rumahnya.
"Selama tiga hari di rumah S, saya dipaksa untuk kembali melayani nafsu bejatnya sampai tiga kali,” terang SA.
Baca juga: Perkara Kasus Pencabulan Pengasuh Ponpes di Banyuwangi Akan Dilimpahkan ke Kejaksaan
Diduga akibat peristiwa bejat itu, korban pun hamil 5 bulan. S dan SA pun dinikahkan meski masih di bawah umur.
"Korban belum punya KTP," kata Direktur At Taubah Center Banyuwangi, Sunaryo, yang juga pendamping korban.