"Siswa-siswi sekolah SPI ini boleh dikatakan berjuang dari titik nol atau bahkan minus untuk membalikkan keadaan dan menjadi orang-orang yang berhasil," kata Verdi Solaiman.
JE atau yang akrab dipanggil Ko Jul, pendiri SMA Selamat Pagi, dikenal sebagai pebisnis, praktisi, dan motivator asal Jawa Timur.
Dikutip dari situs web resminya, SMA Selamat Pagi Indonesia yang berlokasi di Jalan Pandanrejo No 1 Bumiaji, Batu, Jawa Timur, merupakan SMA berasrama (boarding school) dengan murid dari seluruh Indonesia.
Baca juga: Pendiri Sekolah Dipenjara atas Kasus Kekerasan Seksual, Aktivitas SMA SPI Berjalan Normal
SMA Selamat Pagi Indonesia merupakan SMA gratis di mana seluruh biaya hidup dan biaya pendidikan ditanggung sepenuhnya oleh yayasan.
Peserta didik yang diterima di SMA Selamat Pagi Indonesia merupakan keluarga yatim piatu atau tidak mampu yang memerlukan pendidikan di jenjang SMA.
Pada tahun 2019, Julianto Eka atau JE menceritakan pengalamannya saat mendirikan SMA SPI.
“Menurut pengalaman saya, mendirikan sekolah gratis itu satu hal, tapi lebih dari itu memberikan pendidikan layak bagi murid merupakan hal yang lebih sulit," ujar Julianto Eka di di Jakarta pada 18 Februari 2019.
Pernyataan tersebut disampaikan Julianto saat HDI (PT Harmoni Dinamik Indonesia) dan SMSG (komunitas Satu Murid Satu Guru) menggelar seminar "Parenting & Millennial Teaching Workshop yang diikuti guru dan pemerhati pendidikan serta masyarakat peduli pendikan.
Baca juga: SMA Selamat Pagi Indonesia, Inspirasi Kolaborasi Pendidikan Indonesia
"Meskipun mereka semua datang dari keluarga yang kurang beruntung, tapi adanya perbedaan dari latar belakang keluarga, ternyata membutuhkan pendekatan berbeda untuk masing-masing murid," kata dia.
Ia menjelaskan, selaian pemberian kurikulum pembelajaran SMA pada umumnya, SMA SPI juga melatih siswa dalam kewirausahaan. Pendidikan kewirausahaan diberikan dalam beberapa unit usaha.
Unit usaha ini dikelola para alumni dengan mempekerjakan beberapa karyawan. Saat ini, SMA SPI memiliki 16 divisi, di antaranya agen wisata, peternakan, perkebunan, penyiaran, manajemen pertunjukan, pernak-pernik, kuliner, hotel, event organizer, dan lainnya.
Hingga akhirnya ia terjerat kasus pelecehan terhadap para siswi dan alumni pada tahun 2021. Kasus kekerasan seksual itu sudah terjadi sejak 2009, tetapi tidak langsung dilaporkan.
Kasus tersebut terbongkar saat Ketua Komnas Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait melaporkan kasus dugaan kekerasan seksual tersebut ke Polda Jatim pada Sabtu (29/5/2021). Kala itu ada tiga korban yang berani buka suara.
Korban pun bermunculan. Ada belasan orang yang mengaku menjadi korban kekerasan seksual JE dan diduga pelecehan terjadi sejak 2009.
Kendati sudah dilaporkan sejak akhir Mei 2021, penetapan JE sebagai tersangka terbilang lambat.
Polda Jatim baru menetapkan JE sebagai tersangka pada Agustus 2021 atau 57 hari setelah laporan masuk. Namun ia tak langsung ditahan. JE baru ditahan setelah 19 kali mengikuti persidangan.
SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Achmad Faizal, Revi C. Rantung | Editor : Andi Hartik, Kurnia Sari Aziza)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.