Salin Artikel

Cerita SMA Sekolah SPI Batu Pernah Diangkat Jadi Film Layar Lebar Berjudul "Anak Garuda"

JE ditetapkan sebagai terdakwa dalam perkara pencabulan sejumlah siswi SMA SPI yang disidang secara tertutup di Pengadilan Negeri (PN) Malang sejak pertengahan Februari 2022.

Tersangka ditangkap setelah 19 kali sidang. Sebelumnya ia tidak ditahan karena dianggap kooperatif.

JE dijemput paksa di rumahnya di kawasan Citraland, Surabaya, dan langsung ditahan di Lapas Lowokwaru, Malang.

Diduga pelecehan seksual dilakukan tersangka JE sejak tahun 2009 dan jumlah korban mencapai puluhan orang.

Selain berstatus terdakwa kasus kekerasan seksual, JE, pendiri Sekolah SPI Kota Batu itu juga ditetapkan sebagai tersangka eksploitasi anak.

Dijadikan film layar lebar

Ternyata, nama Sekolah Selamat Pagi Indonesia sempat menjadi perhatian publik pada tahun 2020. Saat itu para alumni serta siswa SMA SPI menggarap sebuah film yang berjudul Anak Garuda.

Film tersebut adalah karya perdana rumah produksi Butterfly Pictures yang dirilis pada 16 Januari 2020.

Cerita film Anak Garuda berangkat dari kisah nyata tujuh alumni Sekolah Selamat Pagi Indonesia pada awal berdiri tahun 2007.

Singkat cerita, sang inisiator yakni Julianto Eka Putra atau JE mengajak tujuh anak dengan latar belakang berbeda untuk menjadi satu tim yang membantu mengelola operasional sekolah dan unit-unit bisnisnya.

Dikutip dari pemberitaan Kompas.com, Yohana Yusuf selaku produser serta alumni dari Sekolah SPI berharap film Anak Garuda dapat menginspirasi banyak orang yang menyaksikan.

"Tantangan film ini adalah menyajikan pengalaman hidup kami ini perspektif yang baru, mudah diikuti, sambil tetap menyenangkan dan menghibur bagi penonton," kata Yohana saat jumpa pers di kawasan Epicentrum, Jakarta Selatan, Senin (13/1/2020).

Melalui tangan dingin penulis Alim Sudio dan besutan sutradara Faozan Rizal, Anak Garuda adalah sebuah kisah nyata transformasi siswa siswi di sekolah SPI yang sebagian besar adalah yatim piatu dan kaum dhuafa.

Sekolah gratis yang diperuntukkan bagi kalangan miskin ini pernah meraih penghargaan Kick Andy Heroes 2018.

"Siswa-siswi sekolah SPI ini boleh dikatakan berjuang dari titik nol atau bahkan minus untuk membalikkan keadaan dan menjadi orang-orang yang berhasil," kata Verdi Solaiman.

JE atau yang akrab dipanggil Ko Jul, pendiri SMA Selamat Pagi, dikenal sebagai pebisnis, praktisi, dan motivator asal Jawa Timur.

Dikutip dari situs web resminya, SMA Selamat Pagi Indonesia yang berlokasi di Jalan Pandanrejo No 1 Bumiaji, Batu, Jawa Timur, merupakan SMA berasrama (boarding school) dengan murid dari seluruh Indonesia.

SMA Selamat Pagi Indonesia merupakan SMA gratis di mana seluruh biaya hidup dan biaya pendidikan ditanggung sepenuhnya oleh yayasan.

Peserta didik yang diterima di SMA Selamat Pagi Indonesia merupakan keluarga yatim piatu atau tidak mampu yang memerlukan pendidikan di jenjang SMA.

Pada tahun 2019, Julianto Eka atau JE menceritakan pengalamannya saat mendirikan SMA SPI.

“Menurut pengalaman saya, mendirikan sekolah gratis itu satu hal, tapi lebih dari itu memberikan pendidikan layak bagi murid merupakan hal yang lebih sulit," ujar Julianto Eka di di Jakarta pada 18 Februari 2019.

Pernyataan tersebut disampaikan Julianto saat HDI (PT Harmoni Dinamik Indonesia) dan SMSG (komunitas Satu Murid Satu Guru) menggelar seminar "Parenting & Millennial Teaching Workshop yang diikuti guru dan pemerhati pendidikan serta masyarakat peduli pendikan.

"Meskipun mereka semua datang dari keluarga yang kurang beruntung, tapi adanya perbedaan dari latar belakang keluarga, ternyata membutuhkan pendekatan berbeda untuk masing-masing murid," kata dia.

Ia menjelaskan, selaian pemberian kurikulum pembelajaran SMA pada umumnya, SMA SPI juga melatih siswa dalam kewirausahaan. Pendidikan kewirausahaan diberikan dalam beberapa unit usaha.

Unit usaha ini dikelola para alumni dengan mempekerjakan beberapa karyawan. Saat ini, SMA SPI memiliki 16 divisi, di antaranya agen wisata, peternakan, perkebunan, penyiaran, manajemen pertunjukan, pernak-pernik, kuliner, hotel, event organizer, dan lainnya.

Hingga akhirnya ia terjerat kasus pelecehan terhadap para siswi dan alumni pada tahun 2021. Kasus kekerasan seksual itu sudah terjadi sejak 2009, tetapi tidak langsung dilaporkan.

Kasus tersebut terbongkar saat Ketua Komnas Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait melaporkan kasus dugaan kekerasan seksual tersebut ke Polda Jatim pada Sabtu (29/5/2021). Kala itu ada tiga korban yang berani buka suara.

Korban pun bermunculan. Ada belasan orang yang mengaku menjadi korban kekerasan seksual JE dan diduga pelecehan terjadi sejak 2009.

Kendati sudah dilaporkan sejak akhir Mei 2021, penetapan JE sebagai tersangka terbilang lambat.

Polda Jatim baru menetapkan JE sebagai tersangka pada Agustus 2021 atau 57 hari setelah laporan masuk. Namun ia tak langsung ditahan. JE baru ditahan setelah 19 kali mengikuti persidangan.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Achmad Faizal, Revi C. Rantung | Editor : Andi Hartik, Kurnia Sari Aziza)

https://surabaya.kompas.com/read/2022/07/12/123000778/cerita-sma-sekolah-spi-batu-pernah-diangkat-jadi-film-layar-lebar-berjudul

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke