Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Perjuangan Tukang Kayu dan Penjual Pentol Naik Haji

Kompas.com - 08/06/2022, 10:07 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com - Sabar dan telaten menjadi kunci dua warga Jawa Timur, Zaenuri (64) dan Afandi (62) bisa menunaikan ibadah haji tahun ini.

Mereka berjuang mengumpulkan uang sedikit demi sedikit hingga bisa menjalankan rukun Islam kelima.

Baca juga: Cerita Calon Jemaah Haji Tertua di Kediri: Saya Menabung Sedikit demi Sedikit sejak 1984

Kisah tukang kayu naik haji

Zaenuri ialah seorang tukang kayu asal Blabak, Kota Kediri, Jawa Timur yang menjadi calon haji tahun ini.

Kakek dari lima cucu ini menabung sejak 1984 dari penghasilannya menjadi tukang kayu.

"Saya memang menabung sedikit demi sedikit sejak tahun 1984," ujar Zaenuri pada Kompas.com, Selasa (7/6/2022).

Dia mulai menyisihkan Rp 2.000 dari upahnya Rp 7.000 dalam sepekan dan terus bertambah sesuai dengan kenaikan upahnya.

Baca juga: 10.219 Jemaah Haji Asal Indonesia Tiba di Tanah Suci

"Hingga akhirnya cukup untuk mendaftar haji di tahun 2011," lanjut kakek yang mengaku hingga kini masih menjalani profesinya sebagai tukang kayu itu.

Di usianya yang berkepala enam ini, Zaenuri masih enerjik, bahkan ditunjuk sebagai ketua regu dari 10 jemaah calon haji lainnya.

Namun sayangnya, Zaenuri kali ini tidak bisa pergi bersama istri tercintanya karena sudah meninggal dunia.

"Seharusnya saya berangkat bersama istri. Namun dia telah meninggal tahun 2017. Dia yang menemani saya mulai dari zaman susah," ujar Zaenuri lirih.

Baca juga: Kisah Penjual Pentol di Nganjuk Bisa Naik Haji, Tiap Bulan Sisihkan Uang Rp 500.000

 

Afandi saat membungkus pentol pesanan pembaliKOMPAS.COM/USMAN HADI Afandi saat membungkus pentol pesanan pembali
Menabung dari jualan pentol

Calon haji lainnya, Afandi (62) berhasil mengumpulkan uang dari usahanya berjualan pentol, di samping dirinya yang juga bekerja sebagai guru honorer.

Warga Desa Tanjungtani, Kecamatan Prambon, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur ini mendaftar haji sejak 2010.

“Insya Allah nanti tanggal 10 (Juni) kita berangkat ke Arab,” kata Afandi kepada wartawan, Selasa.

Baca juga: Kasus PMK di Nganjuk Meningkat, 1.200 Hewan Ternak Terpapar

Dia menceritakan perjuangannya yang harus mencicil biaya haji setiap bulannya sebesar Rp 500.000.

“Setelah saya daftar haji, saya terus menabung tiap bulan, sedikit-sedikit dari hasil jualan es lilin dan jualan jajan-jajan di sekolah maupun di tempat (lainnya),” tutur Afandi.

Afandi konsisten menyisihkan uang hasil jualannya.

“Kami sekeluarga, sama istri saya semangat terus tiap bulan, kami menabung mulai tahun 2010 sampai 2018 sudah lunas, tiap bulan kami menabung Rp 500.000,” lanjut dia.

Baca juga: Jemaah Haji Waspada Telapak Kaki Melepuh akibat Suhu Panas di Arab Saudi

Guru honorer di SMK Al Asyariyah Prambon itu akhirnya mendapat undangan dari Kantor Kementerian Agama Kabupaten Nganjuk dan diproyeksikan berangkat tahun 2020.

“Ternyata tahun 2020 itu gagal tidak jadi berangkat karena ada musibah internasional yaitu corona,” paparnya.

Setelah pandemi mereda, Afandi kembali dipanggil untuk berangkat haji tahun ini.

“Alhamdulillah saya katut, nama saya bisa tahun ini naik haji ke Makkah. Namun istri saya enggak katut, karena daftarnya dulu tidak sama (tidak berbarengan),” jelasnya.

Sang istrinya diproyeksikan berangkat pada 2023.

Meski agak kecewa karena tidak bisa berangkat bersama, istri Afandi sudah ikhlas dan memahami.

“Akhirnya istri saya memahami, dan menyadari bahwa Insyaallah tahun depan tahun 2023 nanti bisa naik haji ke Makkah,” lanjut dia.

Sumber: Kompas.com (Penulis: M Agus Fauzul Hakim, Usman Hadi | Editor: Andi Hartik, Dheri Agriesta)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Surabaya
Upaya Gadis asal Gresik Perjuangkan Indonesia dan ASEAN Bebas Sampah Plastik

Upaya Gadis asal Gresik Perjuangkan Indonesia dan ASEAN Bebas Sampah Plastik

Surabaya
Pengakuan Adik Via Vallen soal Penggelapan Sepeda Motor

Pengakuan Adik Via Vallen soal Penggelapan Sepeda Motor

Surabaya
Remaja di Tuban Gemar Lecehkan Payudara di Jalanan untuk Fantasi Seks

Remaja di Tuban Gemar Lecehkan Payudara di Jalanan untuk Fantasi Seks

Surabaya
Perempuan di Surabaya Tertabrak Kereta Usai Kunjungi Tetangga

Perempuan di Surabaya Tertabrak Kereta Usai Kunjungi Tetangga

Surabaya
Teten Masduki Dorong PLUT di Seluruh Indonesia Lebih Produktif

Teten Masduki Dorong PLUT di Seluruh Indonesia Lebih Produktif

Surabaya
Sepeda Motor Korban Tawuran hingga Tewas di Surabaya Hilang

Sepeda Motor Korban Tawuran hingga Tewas di Surabaya Hilang

Surabaya
Kecelakaan Lalu Lintas, Pengendara Motor di Bojonegoro Tewas Tertimpa Truk Boks

Kecelakaan Lalu Lintas, Pengendara Motor di Bojonegoro Tewas Tertimpa Truk Boks

Surabaya
Pengusaha Warung Madura Protes Imbauan Kemenkop-UKM soal Jam Operasional: Jangan Matikan Usaha Kami

Pengusaha Warung Madura Protes Imbauan Kemenkop-UKM soal Jam Operasional: Jangan Matikan Usaha Kami

Surabaya
Aksi Pengeroyokan Terjadi di Kota Malang, Motifnya Tak Jelas

Aksi Pengeroyokan Terjadi di Kota Malang, Motifnya Tak Jelas

Surabaya
Nenek di Bojonegoro Ditemukan Meninggal, Anjing Peliharaannya Setia Menjaga

Nenek di Bojonegoro Ditemukan Meninggal, Anjing Peliharaannya Setia Menjaga

Surabaya
Polemik Imbauan Jam Operasional Warung Madura, Sosiolog Universitas Trunojoyo: Tidak Adil

Polemik Imbauan Jam Operasional Warung Madura, Sosiolog Universitas Trunojoyo: Tidak Adil

Surabaya
Mahasiswa di Kota Malang Curi Laptop dan HP Milik Teman Kontrakannya

Mahasiswa di Kota Malang Curi Laptop dan HP Milik Teman Kontrakannya

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com