Untuk menangani sapi yang terinfeksi PMK, kata Masun, dokter hewan dan paramedik diterjunkan ke lokasi.
Setelah diperiksa,rata-rata sapi yang terinfeksi PMK masih menunjukkan gejala ringan.
“Untuk itu kami langsung melakukan tindakan kuratif dengan pengobatan,” kata Masun.
Agar penularannya tak makin meluas, rata-rata peternak yang mengetahui sapinya terinfeksi langsung mengisolasi hewan ternak yang terkena PMK.
Baca juga: Pulang dari Sawah, Petani di Ponorogo Temukan Anaknya Tewas Tersengat Listrik
Dengan demikian, sapi yang sakit tidak menular ke hewan ternak yang masih sehat.
“Hewan-hewan ternak yang sehat juga disuntik dengan vitamin agar daya tahan tubuhnya kuat,” ungkap Masun.
Tak hanya itu, aparatur desa dan warga mulai melakukan pembatasan lalu lintas keluar masuk hewan. Terlebih rata-rata peternak banyak mengandalkan sapi perah untuk pemasukan ekonominya sehari-hari.
Baca juga: Produksi Serbuk Petasan, Seorang Pria di Ponorogo Ditangkap Polisi
Selain itu pedagang juga menghentikan aktivitas mendatangkan sapi dari luar daerah yang sapinya sudah ada tertular PMK.
Sampai saat ini pun belum dilaporkan kasus kematian hewan ternak akibat PMK. Sementara sapi yang terinfeksi awal sudah mulai terlihat sembuh dari PMK.
Dampak ratusan sapi yang terinfeksi PMK berdampak penurunan pasokan sapi menjelang Idul Adha.
Harapannya, jumlah sapi yang ada di Kabupaten Ponorogo dapat mencukupi kebutuhan untuk hewan kurban pada Hari Raya Idul Adha.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.