Suyoto dan Fariz mengakui tidak sedikit kalangan pedagang yang memiliki kios di ruas city walk sepanjang sekitar 500 meter itu yang mendukung kebijakan tersebut.
Salah satunya Putri yang mengaku kebijakan tersebut telah menaikkan penjualan dagangan suvenir miliknya hampir 50 persen.
Kata Putri, warga yang hendak membeli dagangan miliknya kini tidak harus parkir dan membayar biayanya di luar area city walk.
"Mereka bisa masuk city walk dan parkir gratis di depan kios saya," kata Putri.
Baca juga: Tilang Elektronik di Kota Blitar, Polisi: Mulai Hari Ini ETLE Kita Berlakukan Penuh
Apalagi, ujarnya, selama ini tarif parkir yang dikenakan cukup tinggi yaitu Rp 5.000 untuk sepeda motor dan Rp 10.000 untuk mobil kecil.
Putri berharap kebijakan membuka area city walk bagi kendaraan bermotor dilanjutkan.
Sementara itu,, seorang pengunjung bernama Yanti, warga Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar, berpendapat seharusnya Pemerintah Kota Blitar lebih mengutamakan kenyamanan pengunjung dibandingkan kepentingan sebagian kelompok pedagang.
Ditemui Kompas.com di area city walk, Yanti yang sedang mengantarkan tiga orang kerabatnya yang baru datang dari Belanda itu melihat area city walk menjadi kurang nyaman.
"Saya kira pengelolaan destinasi wisata itu harus mengutamakan kenyamanan pengunjung ya," ujarnya.
Baca juga: BPCB Jatim Pindahkan 4 Benda Cagar Budaya dari Abad Ke-14 di Blitar
Wali Kota Blitar Santoso pada akhir April memutuskan untuk membuka area city walk bagi kendaraan bermotor roda dua mulai Senin hingga Jumat setiap pekannya dan ditutup pada Sabtu dan Minggu.
Di tengah pro dan kontra, Santoso menegaskan akan tetap mempertahankan kebijakan tersebut yang merupakan titik tengah menjawab keluhan pedagang di area city walk tentang turunnya penjualan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.