Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebijakan Pembukaan "City Walk" Area Makam Bung Karno bagi Sepeda Motor Tuai Pro dan Kontra

Kompas.com - 23/05/2022, 14:45 WIB
Asip Agus Hasani,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

BLITAR, KOMPAS.com - Kebijakan Wali Kota Blitar Santoso membuka area city walk bagi kendaraan bermotor roda dua menuai pro dan kontra, bahkan di kalangan pedagang sendiri.

Fariz Khoirul, pedagang pakaian di area city walk, mengaku kurang setuju pada kebijakan memperbolehkan kendaraan bermotor masuk ke area city walk.

Baca juga: Kebijakan Buka City Walk Makam Bung Karno bagi Sepeda Motor Dikritik, Wali Kota Blitar: untuk Pemulihan Ekonomi

Kebijakan yang telah diberlakukan sejak akhir April itu, kata Fariz, memang sedikit menaikkan omzet penjualan pakaian di kiosnya.

"Tapi namanya city walk mestinya memang steril dari kendaraan. Adanya city walk ini kan bagian dari konsep tata ruang area Makam Bung Karno secara keseluruhan yang ditujukan untuk kenyamanan pengunjung," kata Fariz saat ditemui wartawan, Senin (23/5/2022).

Baca juga: Pantai Tambakrejo di Blitar, Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Menurut dia, kebijakan tersebut memang meningkatkan jumlah pengunjung ke area city walk.

Namun lebih banyak pengunjung yang berasal dari wilayah sekitar Kota Blitar dan bukan peziarah dari luar daerah.

Dengan demikian, jelasnya, meningkatnya jumlah warga yang datang ke area city walk tidak banyak berpengaruh pada penjualan barang suvenir dan pakaian.

"Mungkin yang paling diuntungkan warung kopi, karena yang banyak datang warga sekitar dan anak sekolah yang mau nongkrong di sini," kata dia.

Baca juga: Temuan Batu Relief dari Era Majapahit di Blitar Dipindahkan ke Museum Penataran

 

Dua pelajar sekolah berkendara di area city walk kompleks Makam Bung Karno di Kelurahan Bendogerit, Kota Blitar, Senin (23/5/2022)KOMPAS.COM/ASIP HASANI Dua pelajar sekolah berkendara di area city walk kompleks Makam Bung Karno di Kelurahan Bendogerit, Kota Blitar, Senin (23/5/2022)
Fariz berpendapat, kebijakan tersebut lebih banyak memberikan dampak negatif daripada dampak positifnya.

Kebijakan itu, lanjutnya, membuat area city walk menjadi kurang nyaman bagi peziarah karena adanya kendaraan bermotor yang lalu lalang.

"Bagi anak-anak juga menjadi tidak aman karena mereka biasa berlarian di area city walk ini," ujarnya.

Baca juga: Penambangan Pasir Mulai Rambah Permukiman, Warga Geruduk Kantor Desa di Blitar

Menjaga area kompleks Makam Bung Karno aman dan nyaman bagi peziarah, ujarnya, lebih penting untuk jangka panjang dibandingkan kepentingan mendatangkan pengunjung lokal dengan membuka city walk bagi sepeda motor.

Pendapat senada disampaikan pedagang city walk lainnya, Suyoto, yang melihat situasi area city walk menjadi semrawut dengan lalu lalang sepeda motor sejak kebijakan tersebut diterapkan.

Apalagi, ujarnya, pembukaan city walk bagi sepeda motor lebih banyak dimanfaatkan kalangan remaja dan anak muda untuk nongkrong.

Baca juga: Penambangan Pasir Mulai Rambah Permukiman, Warga Geruduk Kantor Desa di Blitar

"Banyak anak muda menggunakan knalpot brong yang sangat mengganggu. Ini jelas tidak tepat sementara ada peziarah yang sedang berdoa di pusara makam Bung Karno," kata dia.

Menurut Suyoto, kebisingan sepeda motor di area city walk, bahkan sering berlangsung hingga malam hari sehingga mengganggu kenyamanan warga setempat juga.

Baca juga: 3 Kamera ETLE Mulai Diterapkan, Polisi Juga Uji Coba Mobil INCAR di Kota Blitar

 

Suyoto dan Fariz mengakui tidak sedikit kalangan pedagang yang memiliki kios di ruas city walk sepanjang sekitar 500 meter itu yang mendukung kebijakan tersebut.

Salah satunya Putri yang mengaku kebijakan tersebut telah menaikkan penjualan dagangan suvenir miliknya hampir 50 persen.

Kata Putri, warga yang hendak membeli dagangan miliknya kini tidak harus parkir dan membayar biayanya di luar area city walk.

"Mereka bisa masuk city walk dan parkir gratis di depan kios saya," kata Putri.

Baca juga: Tilang Elektronik di Kota Blitar, Polisi: Mulai Hari Ini ETLE Kita Berlakukan Penuh

Apalagi, ujarnya, selama ini tarif parkir yang dikenakan cukup tinggi yaitu Rp 5.000 untuk sepeda motor dan Rp 10.000 untuk mobil kecil.

Putri berharap kebijakan membuka area city walk bagi kendaraan bermotor dilanjutkan.

Sementara itu,, seorang pengunjung bernama Yanti, warga Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar, berpendapat seharusnya Pemerintah Kota Blitar lebih mengutamakan kenyamanan pengunjung dibandingkan kepentingan sebagian kelompok pedagang.

Ditemui Kompas.com di area city walk, Yanti yang sedang mengantarkan tiga orang kerabatnya yang baru datang dari Belanda itu melihat area city walk menjadi kurang nyaman.

"Saya kira pengelolaan destinasi wisata itu harus mengutamakan kenyamanan pengunjung ya," ujarnya.

Baca juga: BPCB Jatim Pindahkan 4 Benda Cagar Budaya dari Abad Ke-14 di Blitar

Wali Kota Blitar Santoso pada akhir April memutuskan untuk membuka area city walk bagi kendaraan bermotor roda dua mulai Senin hingga Jumat setiap pekannya dan ditutup pada Sabtu dan Minggu.

Di tengah pro dan kontra, Santoso menegaskan akan tetap mempertahankan kebijakan tersebut yang merupakan titik tengah menjawab keluhan pedagang di area city walk tentang turunnya penjualan. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Upaya Gadis asal Gresik Perjuangkan Indonesia dan ASEAN Bebas Sampah Plastik

Upaya Gadis asal Gresik Perjuangkan Indonesia dan ASEAN Bebas Sampah Plastik

Surabaya
Pengakuan Adik Via Vallen soal Penggelapan Sepeda Motor

Pengakuan Adik Via Vallen soal Penggelapan Sepeda Motor

Surabaya
Remaja di Tuban Gemar Lecehkan Payudara di Jalanan untuk Fantasi Seks

Remaja di Tuban Gemar Lecehkan Payudara di Jalanan untuk Fantasi Seks

Surabaya
Perempuan di Surabaya Tertabrak Kereta Usai Kunjungi Tetangga

Perempuan di Surabaya Tertabrak Kereta Usai Kunjungi Tetangga

Surabaya
Teten Masduki Dorong PLUT di Seluruh Indonesia Lebih Produktif

Teten Masduki Dorong PLUT di Seluruh Indonesia Lebih Produktif

Surabaya
Sepeda Motor Korban Tawuran hingga Tewas di Surabaya Hilang

Sepeda Motor Korban Tawuran hingga Tewas di Surabaya Hilang

Surabaya
Kecelakaan Lalu Lintas, Pengendara Motor di Bojonegoro Tewas Tertimpa Truk Boks

Kecelakaan Lalu Lintas, Pengendara Motor di Bojonegoro Tewas Tertimpa Truk Boks

Surabaya
Pengusaha Warung Madura Protes Imbauan Kemenkop-UKM soal Jam Operasional: Jangan Matikan Usaha Kami

Pengusaha Warung Madura Protes Imbauan Kemenkop-UKM soal Jam Operasional: Jangan Matikan Usaha Kami

Surabaya
Aksi Pengeroyokan Terjadi di Kota Malang, Motifnya Tak Jelas

Aksi Pengeroyokan Terjadi di Kota Malang, Motifnya Tak Jelas

Surabaya
Nenek di Bojonegoro Ditemukan Meninggal, Anjing Peliharaannya Setia Menjaga

Nenek di Bojonegoro Ditemukan Meninggal, Anjing Peliharaannya Setia Menjaga

Surabaya
Polemik Imbauan Jam Operasional Warung Madura, Sosiolog Universitas Trunojoyo: Tidak Adil

Polemik Imbauan Jam Operasional Warung Madura, Sosiolog Universitas Trunojoyo: Tidak Adil

Surabaya
Mahasiswa di Kota Malang Curi Laptop dan HP Milik Teman Kontrakannya

Mahasiswa di Kota Malang Curi Laptop dan HP Milik Teman Kontrakannya

Surabaya
Gembiranya Warga Tulungagung Usai Timnas Menang dari Korsel, Ceburkan Diri ke Kolam

Gembiranya Warga Tulungagung Usai Timnas Menang dari Korsel, Ceburkan Diri ke Kolam

Surabaya
Cerita Penghulu di Lumajang Seberangi Banjir Lahar Semeru demi Nikahkan Warga: Saya Doa Terus

Cerita Penghulu di Lumajang Seberangi Banjir Lahar Semeru demi Nikahkan Warga: Saya Doa Terus

Surabaya
Cekcok Urusan Cucu dan Arisan, Kakek 64 Tahun di Tuban Bunuh Istrinya lalu Coba Akhiri Hidup

Cekcok Urusan Cucu dan Arisan, Kakek 64 Tahun di Tuban Bunuh Istrinya lalu Coba Akhiri Hidup

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com