Lemuru tak sebanyak 20 tahun lalu
Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Banyuwangi, Hasan Basri mengatakan, lemuru tidak sebanyak 20 tahun lalu, meski jumlahnya kembali meningkat.
Meskipun dari tahun ke tahun fluktuatif, jumlah tangkapan ikan nelayan Muncar cenderung turun tergantung jumlah ikan yang ditemukan di Selat Bali.
Pengurangan ikan juga nampak dari jumlah kapal slerek di Muncar. Pada 1992, jumlah kapal slerek di atas 192 pasang, tetapi kini hanya 50 pasang.
Sebagian telah berubah menjadi kapal gardan atau tidak berpasangan, agar biaya operasionalnya berkurang. Atau, para pemilik kapal slerek itu tetap melaut dengan membeli sampan kecil.
"Nelayan bisa dapat Rp 250.000 per hari, untuk bulan ini, Januari, Februari, Maret karena sudah musim ikannya. Itu upah di luar ikan yang dibagikan, biasanya ada pembagian satu atau dua timba per orang," kata Hasan di Muncar, Rabu.
Terkait penyebab berkurangnya populasi ikan di Selat Bali, ia mengatakan belum ada keterangan yang lengkap dan valid.
Namun, pihaknya memastikan tidak ada lagi over fishing atau penangkapan berlebihan di Selat Bali. Sebab, jumlah kapal slerek juga telah berkurang.
Baca juga: Saatnya Menghargai Nelayan
Budidaya laut untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan
Direktur Perbenihan Direktur Jendral (Dirjen) Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Nono Hartanto mengatakan, pihaknya mendorong nelayan melakukan budidaya laut untuk meningkatkan kesejahteraan.
Penghasilan dari budidaya lebih stabil jika dikelola dengan benar, bahkan saat menghadapi cuaca ekstrem. Menurutnya budidaya juga bisa dilakukan nelayan kecil.
Dirjen Budidaya KKP telah mendampingi 130 kelompok masyarakat untuk membangun Kampung budidaya ikan air tawar, air laut, dan air payau. Jenis ikannya kerapu, kakap putih, lobster, dan nila.
Wilayah perairan Banyuwangi, kata dia, cocok untuk budidaya lobster dengan skema rantai kegiatan yang harus disusun terlebih dahulu.
Teluk-teluk di perairan selatan Banyuwangi menjadi tempat penangkapan benih bening lobster (BBL) yang ramai. Sementara wilayah Selat Bali cocok sebagai tempat budidaya.
"Tinggal bagaimana ini menata, Pemda ini harus bisa. Satu, memilah-milah siapa yang berperan di penangakapnya, siapa yang berperan di pendederannya (pembesaran sementara untuk bibit), siapa yang berperan di budidaya awal, kemudian siapa yang berperan di budidaya akhir," kata Nono di Banyuwangi, Selasa (5/4/2022).