Nelayan kecil bisa berperan di tahap pendederan hingga BBL siap dibudidaya. Proses budidaya pun bisa bersambung antara pembudidaya satu dengan yang lain, dari berat 5 gram ke 30 gram, 100 gram, hingga ukuran panen masing-masing jenis lobster.
Menurutnya, skema usaha seperti itu bisa memberikan penghasilan kepada banyak pihak dengan pergerakan uang yang cepat.
Namun secara nasional, Indonesia baru memulai fokus pada budidaya lobster dua tahun terakhir. Sehingga teknologi yang diterapkan di lapangan belum memadai.
Baca juga: Kampung Nelayan Semarang Dipenuhi Sampah Plastik Kiriman
Pihaknya telah mengantongi teknologi di tahap pendederan, juga pengalaman budidaya keramba jaring apung (KJA) lobster di Lombok dan keramba dasar di Banyuwangi.
"Kalau di Lombok Timur itu masyarakatnya memang mulai dari keramba apung, ini juga ada plus ada minusnya," kata dia.
"Kemudian ada ide di bawah, di dasar, ini salah satunya untuk mengatasi masalah penyakit. Ini kita sedang mencari metode mana yang kira-kira paling cocok dikembangkan di Indonesia, untuk bisa memproduksi lobster ini secara besar," tambah Nono.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang