LUMAJANG, KOMPAS.com - Apa guna kemenyan sebesar tungku jika tidak dibakar. Artinya tidak ada gunanya ilmu yang disimpan saja jika tidak diajarkan kepada orang lain.
Itulah motivasi hidup Romadi sebelum datang ke kompleks pengungsian penyintas erupsi Gunung Semeru 3 bulan lalu.
Pria yang datang bersama istri tercintanya tersebut datang dengan berbekal niat mengabdi dan keahlian dalam mengelola sampah yang tak bernilai menjadi barang yang punya nilai jual.
Baca juga: Viral, Video Guru di Lumajang Jelaskan soal Penyimpangan Seks ke Murid, Dipanggil Dinas Pendidikan
Terbukti tiga bulan di sana, Ia berhasil menyulap sampah menjadi sofa dan meja mewah.
Sampah memang menjadi masalah baru yang muncul usai erupsi.
Melimpahnya bantuan yang datang berupa baju bekas dan makanan ternyata menyisakan masalah dengan penumpukan limbah.
Usai dua bulan melakukan asesmen, ia memutuskan memberikan program pelatihan dan pemberdayaan kepada para penyintas untuk mengolah sampah.
"Ini ikhtiar kami untuk memberdayakan masyarakat penyintas, kita ingin masyarakat itu bukan tangan di bawah, tapi tangan yang aktif, kreatif dan terampil," kata Rumadi, Jumat (25/3/2022).
Rumadi mengajak para penyintas untuk bersama-sama mengelola sampah berupa botol plastik dan kain untuk dijadikan sofa dengan tangan terampil penyintas.
Baca juga: Banjir Lahar Terjang Lereng Gunung Semeru, Warga Dusun Sumberlangsep Terisolasi
Satu bulan berjalan, sudah ada 150 penyintas yang mengungsi di lapangan Desa Penanggal berpartisipasi dalam program yang digagas relawan omah senengs (seni mengelola sampah).
Mereka terpisah, ada yang mengerjakan di tenda pembuatan sofa, ada juga yang mengerjakannya di tenda masing-masing bahkan dari balai desa.
"Untuk mengapresiasi, kita beri reward senilai Rp 3.500 untuk setiap botol yang telah diisi dengan kain biar mereka semangat," ucapnya.
Caranya pun tidak susah, para penyintas hanya perlu memasukkan kain atau plastik lain ke dalam botol untuk memadatkan isi botol.
Setelah botol terisi, mereka hanya tinggal menata sedemikian rupa menggunakan lakban hingga berbentuk tempat duduk.
Baca juga: Curah Kobokan, Lokasi Aliran Lahar Semeru Jadi Spot Wisata Dadakan
Bagian atas kemudian diberi busa agar yang duduk di atasnya merasa nyaman. Setelah terpasang, tinggal finishing dengan memberikan sentuhan kain yang dijahit untuk menutupi botol-botol tersebut agar terlihat seperti barang mewah.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.