Situs Pandegong terstruktur dari bata merah. Bata penyusun bangunan memiliki ukuran lebar 22 sentimeter dan panjang 35 sentimeter, serta lebar 5 dan 8 sentimeter.
Selama ekskavasi, arkeolog dan tim ekskavasi menemukan pecahan arca Nandiswara, serta fragmen keramik dari China.
Pecahan keramik dari China, didominasi dari masa Dinasti Tang yang berkembang pada abad ke-7 hingga 10 Masehi.
“Ada banyak ditemukan pecahan keramik dari masa dinasti Tang. Pecahan keramik ada dari zaman Dinasti Tang dan Song, tapi yang banyak dari Dinasti Tang,” ungkap Vidi.
Baca juga: Sekolah di Jombang Terendam Banjir, Ratusan Siswa Diliburkan
Vidi menuturkan, dari penemuan arca yang berbeda dengan bentuk berbeda dari era Majapahit, pecahan keramik dari China, serta perbandingan dengan situs lainnya, bangunan SItus Pandegong diperkirakan ada sejak abad ke-10 Masehi.
Pada masa itu, berkembang kerajaan yang dipimpin oleh Mpu Sindok. Kerajaan itu dikenal sebagai kerajaan Medang dengan pusat pemerintahan di sekitar Jombang.
“Pra Majapahit, sekitar abad ke-10 Masehi. Interpretasi dari denah dan dari gaya arcanya, itu merujuk pada abad ke-10 Masehi. Kemudian pembandingnya juga banyak, misalnya Situs Gemekan (Mojokerto), itu ada kemiripan,” kata Vidi.
Baca juga: Pernikahan Sejoli di Jombang Tetap Digelar meski Banjir, Keluarga: Tadi Basah Semua, tetapi...
Situs Pendegong ditemukan pada 2017, di areal persawahan Desa Menganto, Kecamatan Mojowarno.
Situs itu mulai diekskavasi pada November 2021, dilanjutkan ekskavasi kedua pada Maret 2022.
Vidi mengungkapkan, struktur bangunan yang tersisa merupakan bagian bawah atau bagian kaki candi. Bagian atas candi diperkirakan rusak sejak lama karena tak ada jejak tersisa.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.