BATU, KOMPAS.com - Wisata edukasi susu sapi perah menjadi destinasi yang bisa jadi pilihan saat ke Kota Batu, Jawa Timur.
Berada di Dusun Brau, Desa Gunungsari, tempat itu bisa ditempuh dengan waktu 17 menit dari Alun-alun Kota Batu.
Di tempat tersebut, pengunjung bisa merasakan sensasi memerah sapi perah di rumah-rumah warga. Sebab, sekitar 90 persen masyarakat setempat merupakan peternak sapi perah.
"Selain itu wisatawan bisa mendapatkan pengetahuan tentang peternakan sapi perah, soal manfaat susu, kemudian melihat rumah produksi pengolahan susu," kata Ketua Koperasi Margo Makmur Mandiri, Muhammad Munir, saat ditemui pada Selasa (8/3/2022).
Baca juga: 688 Personel Gabungan Diterjunkan Jaga Kegiatan W20 di Kota Batu
Sebelum pulang, pengunjung juga bisa mencicipi segelas susu dan membawa buah tangan berupa stik susu.
Untuk bisa menikmati wisata tersebut, setiap pengunjung harus merogoh kocek sekitar Rp 25.000.
"Biasanya rombongan keluarga yang datang dari Surabaya, Jakarta, Kediri dan wilayah sekitar Malang. Rombongan ibu-ibu Kopwan dari Madura juga pernah datang ke sini," katanya.
Baca juga: Kota Batu Jadi Tuan Rumah W20, Wali Kota Dewanti Sebut Persiapan Hampir 100 Persen
Dusun Brau, Desa Gunungsari, memang merupakan salah satu daerah penghasil susu terbesar di Kota Batu. Dalam sehari, daerah itu bisa menghasilkan sekitar 5.000 liter susu murni. Total, ada sekitar 700 sapi perah yang dipelihara oleh warga.
Susu tersebut setiap hari dikirim ke salah satu perusahaan susu di Pasuruan dan ke perusahaan keju di Bali.
Pada Juni mendatang, di daerah itu akan ada tempat pengolahan keju. Menurutnya, peluang menjalankan usaha keju berpotensi besar karena di Kota Batu masih jarang.
"Sebelumnya hampir lima tahun berjalan susu asal Brau ini dikirim ke industri keju di Bali sana, kemudian kami tertarik untuk membuat olahan keju di sini," katanya.
Baca juga: Setahun Berlalu, Warga Terdampak Longsor di Kota Batu Berharap Kepastian Hunian Tetap
Pihaknya mengaku sudah melakukan kunjungan ke industri keju yang ada di Bali untuk belajar proses pembuatannya sehingga nantinya bisa diterapkan daerah itu.
Menurutnya, dua alat pasteurisasi yang ada di rumah pengolahan susu bisa menjadi modal utama untuk membuat keju.
"Tinggal butuh starter keju atau bakteri baik untuk membuat keju itu sendiri yang butuh dari industri keju di Bali itu," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.