Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setahun Berlalu, Warga Terdampak Longsor di Kota Batu Berharap Kepastian Hunian Tetap

Kompas.com - 06/03/2022, 18:46 WIB
Nugraha Perdana,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

BATU, KOMPAS.com - Sudah satu tahun lamanya, warga RT 02 RW 10 Dusun Brau, Desa Gunungsari, Kota Batu, Jawa Timur, terdampak rawan longsor berharap kepastian pemberian fasilitas hunian tetap (huntap) dari Pemerintah Kota Batu.

Meski sudah diberi 15 unit hunian sementara (huntara), tetapi saat ini hanya menyisakan empat keluarga yang menempati.

Sedangkan warga lainnya memilih kembali ke rumahnya masing-masing meski kejadian longsor sewaktu-waktu dapat terjadi.

Termasuk membawa sapi peliharaan mereka yang sempat dititipkan beberapa bulan ke tempat tetangga.

Hal itu diungkapkan oleh salah satu warga yakni Jumiatun (39). Dia bersama suaminya yaitu Riyono (43) dan tiga anaknya masih memilih bertahan di huntara.

"Karena rumah saya itu dibandingkan yang lain paling sering kejadian longsor kecil, sampai pernah tanah itu ke rumah Pak Rohman sama ke Pak Misnan, jadi cari amannya tetap di huntara," ungkap Jumiatun pada Minggu (6/3/2022).

Baca juga: Jembatan Bambu di Kelurahan Sisir Kota Batu Rawan Ambrol, Ini Penjelasan Pemkot

Kemudian, kata dia, warga banyak yang memilih kembali ke rumahnya karena tidak ada kepastian pemberian huntap. Selain itu, warga khawatir tanahnya ditukar guling dengan lahan huntap.

"Karena tanah warga di sini itu kan berupa warisan dari orangtuanya, jadi kalau kehilangan merasa berat. Kalau hunian tetap itu kata dinas masih proses, nah sementara waktu warga diminta tinggal di huntara diperpanjang satu tahun lagi," katanya.

Meski begitu, pada akhir 2021 dan awal 2022, menurutnya bencana tanah longsor tidak terjadi saat musim hujan.

Namun, dia hanya berharap pemberian fasilitas hunian tetap itu benar-benar ada di kemudian hari.

"Berharapnya secepatnya dibangun, kemudian hunian tetap itu bisa layak minimal ada kamar mandi, kamar tidur, dapur seperti rumah biasa, tidak seperti huntara," ujarnya.

Jumiatun mengungkapkan sebagai warga terdampak rawan longsor tidak jarang harus menghadapi beban mental. Sebab, seringkali mendapatkan kecemburuan sosial dari omongan negatif warga lainnya.

"Ya ada saja yang iri, kok enak katanya dapat bantuan, diarani diingoni ambe pemerintah (disangka dipelihara sama pemerintah), sehingga kami ingin hunian tetap bisa jadi tapi tidak ditukargulingkan supaya bisa tetap menanam di sana," ungkapnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

1.370 Warga Blitar Terjangkit DBD dalam 4 Bulan Terakhir, 7 Meninggal

1.370 Warga Blitar Terjangkit DBD dalam 4 Bulan Terakhir, 7 Meninggal

Surabaya
Wartawan Trans Media Dipiting hingga Ditantang Duel oleh Oknum Satpam saat Meliput Kebakaran di GM Plaza Lumajang

Wartawan Trans Media Dipiting hingga Ditantang Duel oleh Oknum Satpam saat Meliput Kebakaran di GM Plaza Lumajang

Surabaya
Isa Bajaj Cabut Laporan Dugaan Kekerasan pada Anaknya

Isa Bajaj Cabut Laporan Dugaan Kekerasan pada Anaknya

Surabaya
Isa Bajaj Cabut Laporan setelah Bertemu Dhimas yang Tak Sengaja Tabrak Anak Sang Komedian

Isa Bajaj Cabut Laporan setelah Bertemu Dhimas yang Tak Sengaja Tabrak Anak Sang Komedian

Surabaya
Terkait Aksi Pasangan Mesum di Kota Malang, Polisi Minta Keterangan Pegawai Kedai Es Krim

Terkait Aksi Pasangan Mesum di Kota Malang, Polisi Minta Keterangan Pegawai Kedai Es Krim

Surabaya
Pelaku Pelecehan Payudara Berkeliaran di Kota Malang, Seorang Mahasiswi Nyaris Jadi Korban

Pelaku Pelecehan Payudara Berkeliaran di Kota Malang, Seorang Mahasiswi Nyaris Jadi Korban

Surabaya
Mobil Angkutan Siswa di Blitar Tabrakan Beruntun, 7 Orang Terluka

Mobil Angkutan Siswa di Blitar Tabrakan Beruntun, 7 Orang Terluka

Surabaya
Kakak Adik Buat Sabu di Rumah Kontrakan Pasuruan, Pelaku Berdalih Bisnis Kosmetik

Kakak Adik Buat Sabu di Rumah Kontrakan Pasuruan, Pelaku Berdalih Bisnis Kosmetik

Surabaya
Setelah 6 Jam, Kebakaran GM Plaza Lumajang Berhasil Dipadamkan

Setelah 6 Jam, Kebakaran GM Plaza Lumajang Berhasil Dipadamkan

Surabaya
PDI-P Beri Ruang Pertama untuk Petahana pada Pilkada Kabupaten Malang 2024

PDI-P Beri Ruang Pertama untuk Petahana pada Pilkada Kabupaten Malang 2024

Surabaya
Cerita di Balik Video Pertunangan Bocah 7 Tahun di Madura, Berawal dari Janji di Tanah Suci 8 Tahun Lalu

Cerita di Balik Video Pertunangan Bocah 7 Tahun di Madura, Berawal dari Janji di Tanah Suci 8 Tahun Lalu

Surabaya
Polisi Cabuli Anak Tiri Selama 4 Tahun, Nenek Korban: Hukum, Pecat, Tak Ada Ampun

Polisi Cabuli Anak Tiri Selama 4 Tahun, Nenek Korban: Hukum, Pecat, Tak Ada Ampun

Surabaya
Anak Anggota DPRD Surabaya Terseret Kasus Dugaan Penganiayaan, Bermula Kaca Mobilnya Dilempar Batu

Anak Anggota DPRD Surabaya Terseret Kasus Dugaan Penganiayaan, Bermula Kaca Mobilnya Dilempar Batu

Surabaya
Rumah Via Vallen di Sidoarjo Digeruduk Orang, Adik Diduga Tersangkut Kasus Gadai Motor

Rumah Via Vallen di Sidoarjo Digeruduk Orang, Adik Diduga Tersangkut Kasus Gadai Motor

Surabaya
Kebakaran GM Plaza Lumajang, 1 Satpam Dilarikan ke RS akibat Sesak Napas

Kebakaran GM Plaza Lumajang, 1 Satpam Dilarikan ke RS akibat Sesak Napas

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com