Sejak beberapa tahun terakhir, ia menjadi praktisi tekhnologi informasi yang bekerja di salah satu perusahaan di Singapura.
Ia bertugas sebagai sebagai software engineer dan menjabat sebagai konsultan senior di perusahaan tersebut.
"Jadi kalau sarjana di Indonesia itu bingung mencari kerja, kalau di Singapura itu sarjana yang rangking satu sampai sepuluh itu bingung memilih kerja," tutur sang ayah, Abdul Rozak, Rabu (2/2/2022).
Saat lulus kuliah, menurut Rozak, putranya meminta pertimbangan kepada dirinya untuk memilih tempat bekarja.
Baca juga: Sejarah Singkat Berdirinya Nahdlatul Ulama (NU): Latar Belakang, Tokoh, dan Tujuannya
"Sempat tanya pertimbangan saya itu kemarin pas lulus S1, itu kan sempat diminta oleh tiga perusahaan, tanya saya disuruh memilih mana yang terbaik. Setelah saya istikharah, maka saya sarankan pilih nomor dua (perusahaan tempat bekerjanya saat ini), sudah cuma itu saja," kata Abdul Rozak.
Menurut Rozak, anaknya pernah bercerita ditawari perusahaan lain agar pindah dengan iming-iming gaji lebih tinggi.
Salah satu perusahaan yang menawari Ainun adalah perusaan asal Malaysia.
"Sejak kecil sudah mandiri dan bisa memutuskan sendiri. Saya juga sempat heran, mau heran juga anak saya sendiri, dan itu sudah sejak kecil," ucap Abdul Rozak.
Baca juga: Ridwan Kamil Ziarah ke Makam Pendiri NU di Jombang
Kala itu Rozak dan istrinya tinggal selama 3 bulan di Singapura dan bertepatan saat Ramadhan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.