KOMPAS.com - W (38) dan istrinya, S (35) serta anaknya, ARE (13) ditemukan meninggal di rumah kontrakan mereka di di Dusun Boro Bugis, Desa Saptorenggo, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang.
Jenazah mereka ditemukan warga pada Selasa (12/12/2023) di dalam kamar yang terkunci. Saat itu warga mendengar teriakan saudara kembar ARE, AKE (13) yang meminta tolong.
Saat dicek, S dan anaknya, ARE sudah tak bernyawa dengan kondisi mulut berbusa.
Sementara sang kepala keluarga, W ditemukan masih bernyawa dengan kondisi berlumuran darah karena luka di sayatan tangan kiri.
W sempat dilarikan ke rumah sakit, namun nyawanya tak tertolong.
Baca juga: Polisi Duga Satu Keluarga di Malang Akhiri Hidup karena Terlilit Utang
W adalah salah satu guru SD di wilayah Sukun yang saat ini mengajar siswa kelas 5.
Dia mengajar di SD tersebut sejak tahun awal 2019. Setiap hari, W datang ke sekolah menggunakan sepeda motor.
Ia merupakan guru dengan status P3K angkatan pertama yang lulus tahun 2019 dan langsung mengajar di SD tersebut.
W sendiri dikenal pandai mengajar matematika. Kepergian W meninggalkan duka bagi rekan kerjanya.
Duka tersebut masih terasa satu hari setelah kepergian W. Bahkan bendera setengah tiang dikibarkan di sebagai bentuk penghormatan kepada W.
Baca juga: 1 Keluarga di Malang Tewas, Tetangga: Mereka Sewa Rumah 7 Tahun
Selain itu para guru, karyawan dan sejumlah wali murid juga menggelar doa bersama atas kepergian W dan keluarganya.
Kepala Sekolah Dasar, SM mengaku terpukul saat mendengar kabar W meninggal bersama istri anaknya. Di hari kejadian, SM mengaku baru pulang dari rapat dan menyempatkan diri pulang untuk ganti pakaian.
Saat hendak masuk rumah, SM mendapat telepon dari guru di sekolah mengenai kondisi W dan keluarganya.
"Inalillahi, kecelakaan apa? Saya begitu," ujar Sri, Rabu (13/12/2023).
Suara dari sambungan telepon itu mengatakan bahwa W diduga kuat bunuh diri bersama istri dan seorang anaknya.