Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rekaman Suara Penjual Dawet Saat Tragedi Kanjuruhan Viral Dicari Aremania

Kompas.com - 08/10/2022, 20:36 WIB
Imron Hakiki,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Sehari setelah peristiwa tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, tersebar rekaman suara perempuan dan viral di media sosial.

Dalam rekaman itu ia mengaku sebagai penjual dawet di sekitar pintu keluar 3 Stadion Kanjuruhan, dan memberi kesaksian saat tragedi di Kanjuruhan pecah.

"Yang lebih parah itu, akhirnya mereka (Aremania) uyel-uyelan (desak-desakan), uyel-uyelan keluar karena menghindari gas air mata," ungkapnya dalam rekaman itu.

Baca juga: Risma Serahkan Bantuan bagi Korban Tragedi Kanjuruhan asal Blitar, Data Kembali Bermasalah

Kemudian ia menyebut bahwa dalam tragedi Stadion Kanjuruhan gas air mata tidak seberapa. Namun sebaliknya ia menyebut bahwa Aremania justru berdesak-desakan dan saling injak antar sesama suporter.

"Nah, gas air matanya sebetulnya gak terlalu anu kok. Cuman ini, uyel-uyelane karo sodok-sodokane karo jejek-jekane (desak-desakan dan dorong-dorongan serta injak-injaknya) sesama suporter," tuturnya.

"Terus di pintu 3, sebelah kiri warung saya itu ada anak terjepit, ada anak kecil terjepit. Dari situ awalnya ditolonglah sama polisi, Pak Arif namanya, orang batu, polisi batu," sambungnya.

Lebih lanjut, menurutnya anak kecil yang terjepit tersebut dilindungi oleh seorang polisi bernama Arif.

Selain itu, ia menyimpukan bahwa Aremania minum alkohol. Termasuk korban yang mati berbau alkohol.

"Terus ditolong dia dilindungi, dibawa. Tapi wong suporter sakdurunge wes ngombe kabeh (sebelumnya supporter sebelumnya sudah minum (alkohol) semua). Yang meninggal itu banyak yang berbau alkohol."

Baca juga: Rahang Retak karena Terinjak, Korban Tragedi Kanjuruhan Tak Kapok Ingin Nonton Arema FC Secara Langsung

"Nah, si Pak Arif ini nolong (anak yang terjepit), tapi dipukuli kepalanya. Kenapa saya tahu? Karena saya selamatkan di toko saya yang namanya Pak Arif ini. Polisi ini tak (saya) selamatkan. Malah saat itu dawetku iki, aku dodolan dawet, kate dikeprukne. Yo aku, 'lho, iki dawet, Mas, ojo, ojo, yo. Terus dideleh'. Habis itu anak kecil ini sama Pak Arif ini diraupi, dicuci mukanya," lanjutnya.

Rekaman itu kemudian mendapat berbagai hujatan dari Aremania, karena dinilai menggiring bahwa tragedi Kanjuruhan bukan akibat gas air mata. Tapi karena berdesakan dan saling injak antar sesama supporter.

Di sisi lain, penjual dawet itu disebut-sebut sebagai hoaks. Karena tidak ada penjual dawet di kawasan pintu keluar 3.

Kompas.com menelusuri ke pintu keluar 3 yang dimaksud, juga tidak ditemukan adanya penjual dawet di kawasan tersebut. Justru yang ada tepat di samping pintu keluar 3 hanya ditemukan toko meubel bernama Belarusia.

Kemudian di sampingnya lagi terdapat toko penjual kopi dan mie instan.

"Tidak pernah ada penjual dawet di sini. Hanya meubel ini dan penjual kopi dan mie instan di samping ini," ungkap salah satu pegawai meubel, Jaya.

Baca juga: Tragedi Kanjuruhan: Kisah Aremania Minta Hentikan Tembakan Gas Air Mata, tetapi Diserang Polisi

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Polda Jatim: Pelat Nomor Moge yang Terlibat Kecelakaan di Probolinggo Tak Terdaftar

Polda Jatim: Pelat Nomor Moge yang Terlibat Kecelakaan di Probolinggo Tak Terdaftar

Surabaya
Monumen Pahlawan Buruh Marsinah, Mengenang Tragisnya Kematian Aktivis yang Memperjuangkan Hak Buruh

Monumen Pahlawan Buruh Marsinah, Mengenang Tragisnya Kematian Aktivis yang Memperjuangkan Hak Buruh

Surabaya
Kasus Konten Video 'Tukar Pasangan' yang Jerat Samsudin Dilimpahkan ke Kejari Blitar

Kasus Konten Video "Tukar Pasangan" yang Jerat Samsudin Dilimpahkan ke Kejari Blitar

Surabaya
6 Orang Jadi Tersangka Tawuran yang Menewaskan Remaja di Surabaya

6 Orang Jadi Tersangka Tawuran yang Menewaskan Remaja di Surabaya

Surabaya
Nobar Timnas Indonesia di Balai Kota Surabaya, Sejumlah Ruas Jalan Macet Total

Nobar Timnas Indonesia di Balai Kota Surabaya, Sejumlah Ruas Jalan Macet Total

Surabaya
Pilkada 2024, Mantan Wali Kota Malang Abah Anton Daftar ke PKB

Pilkada 2024, Mantan Wali Kota Malang Abah Anton Daftar ke PKB

Surabaya
Dokter Meninggal dalam Kecelakaan Moge di Probolinggo, Sosoknya Dikenal Baik dan Rajin

Dokter Meninggal dalam Kecelakaan Moge di Probolinggo, Sosoknya Dikenal Baik dan Rajin

Surabaya
Truk Tabrak Lansia di Gresik, Sopir Diduga Mabuk

Truk Tabrak Lansia di Gresik, Sopir Diduga Mabuk

Surabaya
Residivis Bunuh Tetangga di Dekat Makam Leluhur, Rumah Pelaku Dikepung

Residivis Bunuh Tetangga di Dekat Makam Leluhur, Rumah Pelaku Dikepung

Surabaya
Kecelakaan Moge di Probolinggo, Polisi Cari Pengendara NMax yang Diduga Menyeberang Tiba-tiba

Kecelakaan Moge di Probolinggo, Polisi Cari Pengendara NMax yang Diduga Menyeberang Tiba-tiba

Surabaya
Pria di Malang Tewas Dianiaya Tetangganya, Pelaku 3 Kali Masuk Penjara

Pria di Malang Tewas Dianiaya Tetangganya, Pelaku 3 Kali Masuk Penjara

Surabaya
Cerita Suwito Berwajah Mirip Shin Tae-yong: Setelah Video Diunggah, Banyak yang DM Saya

Cerita Suwito Berwajah Mirip Shin Tae-yong: Setelah Video Diunggah, Banyak yang DM Saya

Surabaya
Polisi Ungkap Kronologi Suami di Tuban Meninggal Usai Cekik Istrinya

Polisi Ungkap Kronologi Suami di Tuban Meninggal Usai Cekik Istrinya

Surabaya
Kecelakaan Beruntun di Probolinggo, Pasutri Pengendara Harley-Davidson Tewas

Kecelakaan Beruntun di Probolinggo, Pasutri Pengendara Harley-Davidson Tewas

Surabaya
Mobil Satu Keluarga Tabrak Kereta di Sidoarjo, 3 Orang Luka Berat

Mobil Satu Keluarga Tabrak Kereta di Sidoarjo, 3 Orang Luka Berat

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com