Karena itu, pada Rabu (22/10/2025) malam lalu, Ibin bersama Wakil Wali Kota Elim Tyu Samba menggelar acara Ngobras (Ngopi Bareng Asyik) yang dihadiri perwakilan dari sejumlah elemen masyarakat Kota Blitar.
Pada kegiatan tersebut, Ibin mengaku mempresentasikan rencana pembangunan Kota Blitar di 2026 di tengah melemahnya kemampuan fiskal daerah akibat beragam pemotongan pendapatan.
“Jangan sampai nanti warga kaget kok program yang ini atau itu sekarang tidak ada. Kami di forum Ngobras itu ingin warga memahami situasi fiskal atau keuangan yang ada sehingga bisa menerima juga langkah-langkah solutif yang kami akan jalankan,” ujar dia.
Baca juga: TKD Dipotong Rp 250 Miliar, Bupati Semarang: Infrastruktur Pasti Berkurang...
Dengan langkah rasionalisasi itu, kata dia, Pemkot Blitar akan memberikan prioritas belanja pada pembiayaan program dan pembangunan yang setidaknya berdampak langsung pada dua hal, yakni memberikan stimulus pada perputaran ekonomi masyararkat dan peningkatan PAD.
Ibin mencontohkan beberapa sasaran pembiayaan belanja, antara lain, penuntasan arena balap sepeda motor (road race circuit), pengembangan dan pembuatan destinasi wisata buatan, pembangunan pusat perdagangan, revitalisasi Pasar Legi yang setengah mangkrak, dan lainnya.
“Warga juga harus tahu bahwa PAD kita ini hanya sekitar Rp 200 miliar. Itu pun 50 persen lebih tidak bisa diapa-apakan karena berasal dari RSUD Mardi Waluyo yang merupakan BLUD (Badan Layanan Umum Daerah),” ujarnya.
Ibin juga mengaku bahwa Pemkot Blitar membuka lebar pada masukan dan aspirasi warga terhadap rencana kebijakan rasionalisasi yang hendak dijalankan.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang