Salin Artikel

Pendapatan APBD 2026 Berkurang Rp 150 M, Walkot Blitar Harap Warga Pahami Konsekuensinya

Tingginya pengurangan pendapatan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2026 itu terutama disumbang oleh pemangkasan komponen transfer ke daerah (TKD) pemerintah pusat sebesar Rp 114 miliar, yakni dari Rp 614 miliar pada 2025 menjadi Rp 500 miliar di 2026.

Komponen pendapatan lainnya, yakni bagi hasil opsen pajak kendaraan bermotor (PKB) terpangkas Rp 22 miliar, dari Rp 42 miliar pada 2025 menjadi Rp 20 miliar di 2026.

Adapun dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) terpangkas Rp 15 miliar, dari Rp 32 miliar menjadi Rp 17 miliar.

“Jadi APBD kita di 2026 ini terpangkas sekitar 25 persen jika dibandingkan nilai tahun 2025. Jadi kami tentu berharap warga Kota Blitar bisa memahami langkah-langkah rasionalisasi atau penyesuaian yang harus kami lakukan,” ujar Ibin saat ditemui, Kamis (23/10/2025).

Nilai APBD Kota Blitar 2025 sekitar Rp 948 miliar dan terpangkas sebesar Rp 155 miliar menjadi sekitar Rp 793 miliar di 2026 nanti.

Menurut Ibin, nilai APBD Kota Blitar tahun anggaran 2026 itu akan menjadi yang terendah setidaknya dalam 10 tahun terakhir.

“Kalau dibandingkan dengan nilai tertinggi di 2022 senilai Rp 1,076 triliun maka APBD 2026 nanti terpaut Rp 283 miliar di bawahnya,” ujarnya.

Karena itu, kata dia, Pemkot Blitar harus melakukan penyesuaian belanja anggaran, mulai dari pemotongan tunjangan kinerja (tukin) aparatur sipil negara (ASN), menghindari pembangunan infrastruktur berbiaya mahal, dan pengalihan bantuan sosial.

“Untuk infrastruktur, pembangunan gedung dan lainnya kita hindari yang mahal. Kita prioritaskan untuk yang berdampak langsung pada perputaran roda ekonomi masyarakat dan yang segera memberi kontribusi pada PAD (pendapatan asli daerah),” kata dia.

Begitu juga dengan program bantuan sosial yang diinisiasi oleh Wali Kota Blitar terdahulu, Santoso, yakni pemberian bantuan beras kepada keluarga miskin yang di tahun 2024 menelan dana Rp 14,86 miliar dan Rp 12,09 miliar di 2025.

Ibin mengatakan, Pemkot Blitar berencana mengurangi nilai belanja bantuan beras atau bahkan menghapuskan belanja bantuan tersebut dan menggantinya dengan bantuan makanan kepada kaum manula miskin.

“Mungkin akan kita ganti dengan pemberian makan ‘rantangan’ dua kali sehari kepada manula miskin yang sudah jompo atau mungkin sudah tidak punya anggota keluarga,” ujarnya.

Meski demikian, Ibin menegaskan bahwa langkah-langkah efisiensi atau pun rasionalisasi itu belum diputuskan secara resmi.

Pihaknya ingin lebih dulu meminta pengertian dari warga atas langkah-langkah rasionalisasi tersebut.

Karena itu, pada Rabu (22/10/2025) malam lalu, Ibin bersama Wakil Wali Kota Elim Tyu Samba menggelar acara Ngobras (Ngopi Bareng Asyik) yang dihadiri perwakilan dari sejumlah elemen masyarakat Kota Blitar.

Pada kegiatan tersebut, Ibin mengaku mempresentasikan rencana pembangunan Kota Blitar di 2026 di tengah melemahnya kemampuan fiskal daerah akibat beragam pemotongan pendapatan.

“Jangan sampai nanti warga kaget kok program yang ini atau itu sekarang tidak ada. Kami di forum Ngobras itu ingin warga memahami situasi fiskal atau keuangan yang ada sehingga bisa menerima juga langkah-langkah solutif yang kami akan jalankan,” ujar dia. 

Dengan langkah rasionalisasi itu, kata dia, Pemkot Blitar akan memberikan prioritas belanja pada pembiayaan program dan pembangunan yang setidaknya berdampak langsung pada dua hal, yakni memberikan stimulus pada perputaran ekonomi masyararkat dan peningkatan PAD.

Ibin mencontohkan beberapa sasaran pembiayaan belanja, antara lain, penuntasan arena balap sepeda motor (road race circuit), pengembangan dan pembuatan destinasi wisata buatan, pembangunan pusat perdagangan, revitalisasi Pasar Legi yang setengah mangkrak, dan lainnya.

“Warga juga harus tahu bahwa PAD kita ini hanya sekitar Rp 200 miliar. Itu pun 50 persen lebih tidak bisa diapa-apakan karena berasal dari RSUD Mardi Waluyo yang merupakan BLUD (Badan Layanan Umum Daerah),” ujarnya. 

Ibin juga mengaku bahwa Pemkot Blitar membuka lebar pada masukan dan aspirasi warga terhadap rencana kebijakan rasionalisasi yang hendak dijalankan. 

https://surabaya.kompas.com/read/2025/10/23/230135578/pendapatan-apbd-2026-berkurang-rp-150-m-walkot-blitar-harap-warga-pahami

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com