Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berjuang dengan Caranya, Aremania Menulis untuk Tragedi Kanjuruhan

Kompas.com, 2 Oktober 2025, 08:06 WIB
Suci Rahayu,
Bilal Ramadhan

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Tiga tahun sudah berlalu sejak Tragedi Kanjuruhan pada 1 Oktober 2022 silam.

Peristiwa memilukan yang merenggut 135 nyawa itu tidak hanya meninggalkan luka mendalam bagi keluarga korban, tetapi juga menyisakan duka panjang bagi Aremania, suporter Arema FC.

Hingga hari ini, perjuangan mereka untuk merawat ingatan, mencari keadilan, dan menjaga semangat Arema terus dilakukan dengan caranya masing-masing.

Salah satunya adalah Indra Lukmana Putra, seorang Aremania yang memilih jalur berbeda dalam memperjuangkan tragedi yaitu melalui tulisan.

Saat ini, sejumlah buku telah dikeluarkan baik karya sendiri atau bersama dengan penulis lain.

Baginya, untuk melakukan aksi turun ke jalan meneriakkan keadilan sudah selesai, kini ia menemukan kekuatan lain untuk melanjutkan perjuangan dan merawat ingatan dengan menulis.

Cara nyata untuk menyuarakan tragedi. Meski ada pro dan kontra, ia tak berhenti.

“Buku ini saya bagikan kepada mahasiswa dan ada dijual. Karena setiap orang memiliki kemampuan masing-masing. Saya juga buat jurnal internasional karena di tempat kerja saya menulis jurnal sebagai tinjauan ilmiah,” ujar pria yang biasa disapa Suhe ini, Selasa (1/10/2025).

Baca juga: Dari Ruang Kelas, Seorang Guru Ikut Hadirkan Bentuk Perjuangan Tragedi Kanjuruhan melalui Film

“Kalau kita teriak-teriak saja percuma. Sesuai kemampuan saja. Bisanya menulis ya menulis saja, meskipun katanya pro dan kontra, katanya tidak menghormati korban ya tidak apa-apa. Hatinyalah yang berbeda-beda,” imbuhnya.

Apalagi ia mempunyai pengalaman pahit di malam kelam itu usai laga Arema FC vs Persebaya yang berakhir dengan skor 2-3 itu yang masih jelas membekas di ingatan.

Saat itu ia berada di Tribun 4 Stadion Kanjuruhan Kepanjen, Kabupaten Malang menyaksikan langsung kepanikan puluhan ribuan suporter.

“Saya waktu di rumah sakit itu hampir pingsan sampai nempel di dinding dimintai tolong mencari jenazahnya adiknya teman. Sampai saat ini saya mau muntah kalau ingat, karena memori itu tidak bisa hilang,” kenang Indra Lukmana Putra dengan suara berat.

Selain menulis, ia juga melelang beberapa jersey Arema yang dimiliki, lalu menyumbangkan hasilnya untuk sebagaian keluarga korban yang ia kenal.

Antara Gantung Syal dan Tetap Bertahan

Seperti diketahui, setelah tragedi kanjuruhan, Aremania terbelah soal sikap terhadap klub.

Ada yang memilih gantung syal sebagai bentuk protes, ada pula yang tetap mendukung tim.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau