“Modal yang kami gunakan untuk produksi adalah modal pinjaman dari beberapa bank. Karena modal saya tidak banyak, saya mengambil utang ke beberapa bank dengan total nilai Rp 60 miliar," ujar Zamroni.
Awal mula pemesanan itu bermula saat tahun 2012 pabriknya membuat mesin pemanen padi dan sudah dipatenkan.
Produknya itu buatan sendiri, bukan menduplikasi produk dari luar negeri.
"Ini temuan saya dan murni diproduksi dalam negeri. Perusahaan ini juga biasa digunakan praktik siswa SMK kalau perusahaan jalan. Kalau seperti ini kami banyak menolak," kata Zamroni.
Setelah berkembang, kata Zamroni, Presiden Jokowi pada bulan Maret 2015 datang meninjau produksi langsung.
Baca juga: Petani Bisa Dapat Kredit Alsintan Rp 2 Miliar, Bunga 3 Persen
Saat itu, Presiden Jokowi bertanya kemampuan produksinya dalam setahun. Saat itu ia menjawab hanya sanggup 200 unit.
Kemudian, kata dia, disampaikan Presiden Jokowi bahwa 200 unit tidak imbang karena pemerintah membutuhkan 60.000 alsintan.
"Kemudian kami negoisasi, ditanya masalahnya apa. Saya sampaikan masalah modal. Kebetulan ada perbankan yang siap membiayai," kata Zamroni.
Setelah itu, Presiden Jokowi meminta untuk memproduksi alat mesin pemanen padi sebanyak 1.000 unit.
Saat jumpa pers, kata Zamroni, Presiden Jokowi menyatakan akan membeli seluruh produknya melalui e-katalog.
Dengan demikian, tinggal klik saja untuk pemesanan.
"Siapa yang tidak percaya. Kemudian kami siapkan semuanya. Ternyata seperti ini dan sampai sekarang belum terserap semuanya," ucap Zamroni.
Menurut Zamroni, pabriknya sudah selesai memproduksi mesin pesanan Presiden Jokowi sejak pertengahan 2017.
Baca juga: Wamentan Minta Pindad Produksi Alsintan seperti Ekskavator hingga Rota Tanam
Namun, sampai sekarang pesanan itu tak kunjung habis dibeli oleh Pak Jokowi.
"Kami ini sudah cukup lama merawat (mesin pesanan Presiden Jokowi) setelah dikunjungi pada tahun 2015 dan tahun 2016 barang sudah ready. Dan sampai sekarang Alhamdulillah masih dipercaya untuk merawat. Artinya sampai sekarang belum diambil sama Pak Jokowi," tutur Zamroni.