Ia berharap, mesin pemanen padi pesanan Presiden Jokowi segera diambil karena pabriknya sudah kelabakan menahan stok.
Selain itu, sudah banyak aset yang dijual untuk membayar cicilan utang bank dan operasional perusahaan.
Dia mengaku sudah berkali-kali bersurat ke presiden, tetapi sampai hari ini belum ada tindak lanjut.
Isi surat itu menanyakan komitmen dari presiden atas pernyataannya ketika konpers di dalam pabrik memintanya untuk produksi 1.000 unit mesin tersebut.
Zamroni mengharapkan Presiden Prabowo memperhatikan produksi dalam negeri. Sebab, saat ini banyak pengusaha dalam negeri yang dapat membuat alsintan.
“Kami berharap Pak Prabowo memperhatikan industri dalam negeri karena kami riset untuk petani Indonesia. Petani Indonesia tidak selalu impor. Apalagi saat ini Indonesia menjadi pangsa pasar potensial untuk impor mesin industri pertanian. Kenapa kalau ada anak negeri yang bisa (membuat mesin alsintan) tetapi harus impor,” tutur Zamroni.
Kompas.com telah berupaya meminta konfirmasi pihak Jokowi terkait hal ini, tetapi belum mendapatkan jawaban.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang