LUMAJANG, KOMPAS.com - Jembatan Kali Tutur di Desa Kandangan, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur putus pada Jumat (19/9/2025).
Akibatnya, akses dari Kecamatan Senduro menuju Kecamatan Gucialiat dan Kecamatan Padang terganggu.
Camat Senduro, Pujianto mengatakan, ada tiga jalur alternatif yang bisa dilewati masyarakat, baik yang dari Kecamatan Senduro menuju Kecamatan Gucialiat maupun sebaliknya.
Pertama, warga bisa melewati jalan ke arah Bumi Perkemahan Glagah Arum di Desa Kandang Tepus, Kecamatan Senduro.
Jalan ini memiliki jarak 15 kilometer lebih jauh dibandingkan dengan jalan utama yang jembatannya terputus.
Baca juga: Jembatan Kali Tutur Lumajang Putus, Warga: Kasihan Anak Sekolah Harus Memutar 15 Km
Kedua, warga bisa melewati jalan via Desa Pandansari, Kecamatan Senduro.
Jaraknya sama dengan alternatif jalur pertama, tetapi medannya lebih sulit dan lebar jalan cukup sempit.
Ketiga, warga bisa memutar lebih jauh lagi lewat Kecamatan Lumajang, dengan perbandingan jarak mencapai 20 kilometer lebih jauh.
"Ada jalan yang bisa dilalui, lewat Buper Glagah Arum bisa, lewat Pandansari bisa, memutar ke kota (Kecamatan Lumajang) juga bisa," kata Pujianto di lokasi kejadian, Jumat (19/9/2025).
Pujianto mengatakan, jembatan terputus akibat guyuran hujan lebat selama dua hari berturut-turut yang menyebabkan fondasi terkikis dan berujung putusnya badan jembatan.
Selain itu, putusnya jembatan, kata Pujianto, juga disebabkan kondisi jembatan yang sudah tua dan butuh perbaikan.
"Intensitas hujannya cukup tinggi, kemudian usia jembatan menurut informasi dari warga juga sudah tua," kata Pujianto.
Baca juga: Dua Hari Diguyur Hujan Lebat, Jembatan Antarkecamatan di Lumajang Putus Total
Beruntung, saat jembatan terputus, tidak ada warga yang tengah melintas.
Insiden ini tidak sampai menyebabkan korban meninggal dunia maupun luka.
Pujianto menyebut, putusnya jembatan sudah dilaporkan ke Pemerintah Kabupaten Lumajang agar segera diambil langkah darurat.
Sebab, jembatan ini merupakan akses utama warga untuk melangsungkan aktivitas sehari-hari.
"Sudah kami laporkan ke Bupati, kami masih menunggu petunjuk dari pimpinan," kata dia.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang