Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menjemput Mimpi Anak Panti Asuhan Jadi Kepala Biro dan Dosen

Kompas.com, 28 Juli 2025, 09:52 WIB
Suci Rahayu,
Andi Hartik

Tim Redaksi

“Sebelum masuk panti, nilai saya selalu jelek. Tapi setelah masuk, saya mulai berprestasi. Dari SMP sampai SMK, saya langganan juara dua di kelas,” kata pria kelahiran Trenggalek, 4 September 1990 ini.

Sebab, ia ingin membuktikan diri agar tidak bisa terus dipandang sebelah mata, apalagi saat berkumpul dengan keluarga besar.

“Setiap kumpul keluarga, saya sering diremehkan karena kami miskin. Saya doa tiap hari ‘Ya Allah, angkat derajat orangtua saya’. Itu yang jadi kekuatan saya,” sambungnya.

Selain itu, kehidupan di panti asuhan bukan tanpa tantangan. Ia mengaku sering tidak pecaya diri saat mendapat pandangan miring karena statusnya sebagai anak panti.

Bahkan, ia hampir menyerah dan meminta pulang. Tapi nasihat dari Pakde yang menancap kuat dalam hatinya kembali semangat untuk membuktikan diri agar tidak pernah padam.

“Luk, ada siang pasti ada malam. Ketika ada kesulitan, pasti ada kemudahan' Kalimat itu saya pegang terus,” ucap penuh emosi.

Baca juga: 40 Tahun Cinta I Wayan Nika, Mengayomi Anak-anak Bali di Panti Asuhan

Seiring berjalannya waktu menjadi anak panti, ia mendapat kepercayaan untuk mengambil donasi dari donatur yang ada di Kediri. Dengan mengayuh sepeda onthel milik panti asuhan sejauh belasan kilometer, dia menempuh pendidikan SMK. 

“Setelah itu saya dapat fee 10 persen, saya tabung separuhnya, sisanya untuk kebutuhan sehari-hari. Setelah beberapa waktu, saya berhasil kumpulkan Rp 750.000 dan beli sepeda sendiri. Rasanya bangga sekali, karena itu hasil kerja keras saya sendiri,” tuturnya dengan senyum merekah.

Baca juga: 40 Tahun Cinta I Wayan Nika, Mengayomi Anak-anak Bali di Panti Asuhan

Dari Panti ke Bangku Kuliah

Setelah lulus SMK, Lukman Hakim sempat pulang ke Trenggalek. Namun, niatnya untuk kuliah kembali terbuka saat mendapatkan beasiswa dari Forum Panti Asuhan Muhammadiyah Aisyiyah (FORPAMA).

Ia pun kembali tinggal di asrama dan melanjutkan pendidikan di Universitas Muhammadiyah Surabaya, jurusan Teknik Elektro. Tetapi di tahun terakhir perkuliahan, ia harus mengambil cuti karena dana beasiswa tersendat.

Demi bisa menyelesaikan skripsi, ia bekerja sebagai kuli bangunan dan cleaning service. Tujuannya untuk membeli laptop bekas seharga Rp 1,8 juta agar dapat mengerjakan tugas akhir.

“Saya kerja delapan bulan. Gaji mingguan Rp 350.000, saya sisihkan Rp 300.000 untuk ditabung, sisanya untuk makan. Sebelumnya ngerjain skripsi numpang laptop teman atau ke warnet,” ujar seorang bapak dari satu anak itu.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya
Wisatawan Lansia Dipungli 'Uang Pengawalan' Rp 150.000 di Bangsring Banyuwangi, Sempat Ketakutan
Wisatawan Lansia Dipungli "Uang Pengawalan" Rp 150.000 di Bangsring Banyuwangi, Sempat Ketakutan
Surabaya
M Zaki Ubaidillah, Pemain Muda Asal Madura Raih Perak SEA Games, Sang Ayah Doakan Jadi Juara Dunia
M Zaki Ubaidillah, Pemain Muda Asal Madura Raih Perak SEA Games, Sang Ayah Doakan Jadi Juara Dunia
Surabaya
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Surabaya
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Surabaya
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Surabaya
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Surabaya
Pelaku Pungli 'Uang Pengawalan' Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Pelaku Pungli "Uang Pengawalan" Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Surabaya
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Surabaya
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Surabaya
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar 'Uang Pengawalan', Penyandera Ditangkap
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar "Uang Pengawalan", Penyandera Ditangkap
Surabaya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau