Dari program ini, anak-anak berhasil menyabet juara 1 tingkat madya.
Setelah itu, ide tersebut berlanjut untuk diimplementasikan di bawah bimbingan para pengajar dari Karang Taruna RW III.
Ada sekitar 10 orang Karang Taruna yang bertugas untuk menjalankan program tersebut.
Mulai dari yang masih menempuh bangku SMP hingga kuliah.
Mereka dengan sepenuh hati berbagi ilmu kepada anak-anak TK hingga SD kelas 6 yang berjumlah sekitar 40 anak.
Sutomo juga melihat adanya potensi yang perlu dikembangkan dari para generasi muda untuk terus mengasah kemampuan dan pengetahuannya.
“Apalagi kalau saya lihat masyarakat di sekitar sini kan mayoritas dari golongan kelas menengah kebawah, jadinya saya melihat ada potensi dalam diri anak-anak baik remajanya untuk mengasah softskill baru ataupun anak-anaknya untuk berbagi ilmu,” jelasnya.
Baca juga: Anak SD di Surabaya Terjaring Sweeping Jam Malam Saat Jualan Makanan Ringan
Para pengajar dalam program bimbel ini juga sudah berjalan tiga generasi dan terus dilaksanakan secara turun-temurun.
“Jadi seperti Aurel ini dia dulunya murid, sekarang jadi pengajar atau ada ibu ini dulunya dia murid, sempat jadi pengajar, sekarang punya anak juga sekarang diikutkan bimbel disini,” ucapnya.
Kini, para pengajar untuk kegiatan bimbel RW III juga kerap kali dibantu dari guru volunteer SD-SMP se-Surabaya yang digilir berdasarkan rekomendasi kedinasan.
“Biasanya ada tambahan guru volunteer sekitar 14 sampai 15 orang, tapi kalau sekarang karena masih baru masuk dari libur sekolah makanya belum ada,” sebutnya.
Baca juga: Jam Malam Anak di Surabaya Berlaku, Eri Cahyadi: Menghindari Kejahatan Kekerasan
Ketua Karang Taruna RW III, Hafidz A’inur Ramadhan menuturkan tujuan utama dari kegiatan bimbel tersebut sebagai upaya mengurangi adanya pergaulan bebas, kenakalan remaja, dan kegiatan geng motor.
“Selain itu juga bisa saling berbagi ilmu pengetahuan dengan teman-teman yang ada di sini,” kata Hafidz.
Ia mengaku para pendidik dari Karang Taruna tidak menjalani pelatihan khusus dan hanya mengajarkan sesuai dengan keinginan anak-anak.
“Jadi setiap hari kita selau tanya ‘kalian hari ini mau belajar apa?’, kadang mereka minta matematika, IPA, atau misal sekedar kuis. Jadi setiap kelompok belajar itu beda-beda mata pelajarannya,” jelasnya.
Baca juga: Eri Cahyadi Datangi Sejumlah Warung Saat Sweeping Jam Malam Anak