Editor
Orangtua mereka juga akan didokumentasikan sebagai bentuk peringatan dan edukasi.
"Jika ada anak-anak di kafe atau tempat nongkrong lewat dari jam 10 malam tanpa orangtuanya, apakah orangtua mereka tidak mencari? Nah ini tidak masuk akal. Kecuali anak tersebut sedang belajar atau les,” tuturnya.
Baca juga: Eri Cahyadi: Ada Anak Pacaran di Taman Malam-malam, Saya Tangkap dan Foto Beserta Orangtuanya
Tanpa kekerasan, pihaknya akan melakukan upaya penyadaran melalui pendekatan psikologis.
Pemkot Surabaya akan melibatkan psikolog dari perguruan tinggi untuk membina anak-anak yang terjaring sweeping.
“Bagi anak-anak yang terjaring sweeping, Pemkot Surabaya telah menyiapkan program pembinaan. Kalau sudah ditangkap, kita tanya sama orangtuanya, mau diapakan anak ini? Apakah butuh pembinaan psikologi?” katanya.
Anak-anak yang terjaring sweeping akan menjalani pembinaan selama 7 hari di Rumah Perubahan, lengkap dengan pendampingan psikolog.
Baca juga: Jam Malam Anak di Surabaya, Eri Cahyadi: Sweeping Mulai Minggu Depan
Pemkot juga menyediakan fasilitas pendidikan melalui Rumah Ilmu Arek Surabaya (RIAS) bagi anak-anak dari keluarga yang kurang mampu dan menghadapi kendala biaya pendidikan formal.
Program RIAS ini memang dirancang khusus untuk memastikan setiap anak Surabaya memiliki kesempatan yang sama untuk belajar.
"Saya ingin mengubah Surabaya dengan budaya areknya, dan itu bisa. Kita tidak akan menyelesaikan masalah dengan kekerasan, tetapi dengan menyentuh akarnya," katanya.
Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Jam Malam di Surabaya Untuk Pemuda di Bawah 18 Tahun, Cak Eri Mulai Sweeping Pekan Ini.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang