LUMAJANG, KOMPAS.com - Kapolres Lumajang AKBP Alex Sandy Siregar menyebut, keterlibatan Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) atas adanya ladang ganja di hutan konservasi Gunung Semeru, tipis.
Alex menyebut, saat itu BB TNBTS yang seharusnya bertanggung jawab di wilayah itu cenderung tidak mengetahui bahwa sudah ada ladang ganja di hutannya.
"Keterlibatan TN (TNBTS) saat itu tipis, cenderung ketidaktahuan," kata Alex di Lumajang, Jumat (21/3/2025).
Baca juga: Ada Ladang Ganja di Semeru, DPRD Lumajang Desak TNBTS Bertanggung Jawab
Alex menyebut, satu-satunya yang paling bertanggung jawab atas munculnya ladang ganja di Gunung Semeru adalah orang bernama Edi yang saat ini masih buron.
Menurutnya, semua tersangka yang ditangkap polisi memberikan keterangan yang sama, yakni disuruh Edi untuk menanam ganja tersebut.
"Karena sudah jelas tersangka bagaimana proses bisa tumbuhnya itu ya faktor DPO (Edi) ini yang menyuruh 6 tersangka itu untuk menanam," jelasnya.
Baca juga: Kasus Ladang Ganja di Semeru, Polres Lumajang Tak Mau Sebar Foto DPO Edi
Meski begitu, TNBTS tetap akan dimintai pertanggungjawaban untuk melaporkan secara berkala apabila didapati ada hal-hal yang mencurigakan di kawasan hutan.
"Tetap pertanggungjawabannya itu ya pengecekan terus-menerus dan kalau ada yang mencurigakan langsung laporkan," pungkasnya.
Sebelumnya, sebanyak 59 ladang ganja ditemukan di kawasan hutan konservasi TNBTS Blok Pusung Duwur, Resort Pengelolaan Taman Nasional wilayah Senduro dan Gucialit, Kabupaten Lumajang.
Dari puluhan ladang itu, polisi menemukan 47.169 batang tanaman ganja yang sudah dimusnahkan pada 6 Desember 2024 lalu.
Polisi juga sudah menangkap 6 orang yang saat ini sedang menjalani sidang di Pengadilan Negeri Lumajang, yakni Ngatoyo, Bambang, Tomo, Tono, Suari, dan Jumaat.
Khusus Ngatoyo, proses sidang tidak bisa dilanjutkan karena yang bersangkutan sudah meninggal dunia pada 1 Maret 2025 karena penyakit diabetes yang dideritanya.
Polisi juga masih memburu 1 orang DPO atas nama Edi yang disebut-sebut sebagai otak di balik penanaman ganja di hutan Gunung Semeru.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang