PLTS dengan kapasitas 3.2 kWp ini dapat menjalankan pompa air berdaya 1.200 watt dan mengisi tandon air berkapasitas 3.200 liter dalam waktu kurang dari satu jam.
Dosen Teknik Elektro ITN Malang Widodo Pudji Muljanto menjelaskan bahwa PLTS ini merupakan sistem off grid yang menggunakan 4 buah baterai VRLA, masing-masing 12Vdc 100 ampere-jam (Ah).
"Baterai tersebut mampu bertahan tiga tahun, dan sesudahnya harus dilakukan penggantian, atau bisa di-upgrade ke jenis LiFePo4 kapasitas 5kWh yang bisa bertahan hingga 10 tahun atau lebih," katanya.
Baca juga: Rincian Skema One Way Saat Mudik Lebaran 2025
PLTS ini dirancang untuk beroperasi 24 jam penuh dengan timer untuk menghindari pemborosan energi.
"Kalau untuk pompa tidak dibatasi penggunaannya, namun tetap dipasang alat pengontrol air agar air tidak terbuang sia-sia," tambah Widodo.
Tim Teknik Elektro ITN Malang sebelumnya telah melakukan desain dengan mempertimbangkan kondisi lokasi dan aspek vandalisme.
Setelah desain selesai, mereka melakukan perakitan mock-up komponen selama dua hari di laboratorium sebelum memindahkan ke lokasi pemasangan.
"Setelah PLTS dipastikan berfungsi, rakitan dibongkar kembali dan dilakukan packaging untuk mobilisasi ke Ranu Kumbolo," tutupnya.
Baca juga: Kiat-kiat Menghindari Sambaran Petir dari BMKG, Apa Saja?
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang