Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Mahasiswa dan Alumnus ITN Malang Bangun PLTS di Ranu Kumbolo, Pikul Peralatan Berat dan Komponen Berjam-jam

Kompas.com, 16 Maret 2025, 13:03 WIB
Nugraha Perdana,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) kini menjadi sumber energi alternatif untuk penerangan dan pompa air di sekitar danau Ranu Kumbolo, Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Jawa Timur.

Dengan adanya PLTS ini, kebutuhan listrik yang sebelumnya bergantung pada genset kini dapat dipenuhi secara ramah lingkungan dan hemat energi.

Sumber energi dibutuhkan untuk mensuplai kebutuhan listrik penerangan di malam hari, dan pompa air para pendaki. Sedangkan, kebutuhan air bersih sangat diperlukan untuk supply wudu, memasak, dan bekal air para pendaki sebelum perjalanan ke puncak Semeru.

Baca juga: Profil Soe Hok Gie, Aktivis yang Meninggal di Semeru 16 Desember 1969

PLTS ini dibangun oleh tim gabungan yang terdiri dari Prodi Teknik Elektro ITN Malang, Himpunan Mahasiswa Pencinta Alam (Himakpa) ITN Malang, Ikatan Alumni Elektro (IKA Elektro) ITN Malang, Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), Gimbal Alas, Forum Silaturahmi (Forsil) Mapala Malang Raya, dan pendukung lainnya.

Proyek ini melibatkan lebih dari 100 orang yang berjalan kaki memikul komponen dan peralatan dari Ranu Pane ke Ranu Kumbolo dengan jarak sekitar 6 jam.

Ketua Umum Himakpa ITN Malang, Laelatul Fitriyah, mengungkapkan bahwa tim menghadapi berbagai tantangan selama proses pemasangan, termasuk cuaca ekstrem dan medan yang sulit.

"Tantangan lainnya adalah beratnya peralatan yang harus kami bawa, termasuk panel surya dan baterai. Bahkan beberapa anggota tim harus kami tinggalkan di pos 3 karena kelelahan dan medan yang sulit," ujar Laelatul, Minggu (16/3/2025).

Baca juga: Erupsi Merapi dan Sejarah Letusannya...


Pemasangan PLTS memakan waktu 7 hari

Suasana Ranu Kumbolo di lereng Gunung Semeru, Senin (23/12/2024)KOMPAS.com/MIFTAHUL HUDA Suasana Ranu Kumbolo di lereng Gunung Semeru, Senin (23/12/2024)

Pemasangan PLTS ini memakan waktu hampir tujuh hari, dimulai dari pemberangkatan dari Kampus 2 ITN Malang pada Jumat (7/2/2025) hingga diserahkan ke TNBTS pada Jumat (14/2/2025).

Pemberangkatan dari Ranu Pane menuju Ranu Kumbolo dimulai pukul 10.00 WIB dan sampai lokasi tujuan sekitar pukul 16.00 WIB.

Beberapa anggota tim bahkan harus berjalan jongkok untuk melewati jalan yang sulit akibat pohon tumbang. Bahkan, sempat ada insiden kamera DSLR tim dokumentasi yang rusak akibat banjir.

"Untuk perawatan ke depan, kami akan berkolaborasi dengan mahasiswa Teknik Elektro ITN. Sewaktu-waktu bisa dilakukan, karena kami memiliki akses lebih untuk maintenance PLTS," tambahnya.

Baca juga: 4 Hal yang Harus Dilakukan Saat Terjadi Gempa di Gedung Tinggi, Apa Saja?

Sementara itu, alumnus Teknik Elektro ITN Malang angkatan 1984, Ashadi, menjelaskan bahwa struktur fondasi panel surya awalnya dirancang menggunakan fondasi biasa, namun harus diubah menjadi fondasi guy wire untuk menahan angin kencang.

"Akhirnya, 16 panel surya terpasang di atas 13 fondasi guy wire. Ini rancangan Mas Tito (alumnus Arsitektur ITN Malang angkatan 1983) yang juga ikut naik ke Ranu Kumbolo," jelas Ashadi.

Setelah panel terpasang, uji coba praktis dilakukan selama tiga hari, dan hasilnya menunjukkan sistem pencahayaan yang memadai meskipun dalam kondisi cahaya redup.

Baca juga: Gunung Marapi Meletus Pagi Ini, Keluarkan Suara Dentuman Keras

Halaman:


Terkini Lainnya
Wisatawan Lansia Dipungli 'Uang Pengawalan' Rp 150.000 di Bangsring Banyuwangi, Sempat Ketakutan
Wisatawan Lansia Dipungli "Uang Pengawalan" Rp 150.000 di Bangsring Banyuwangi, Sempat Ketakutan
Surabaya
M Zaki Ubaidillah, Pemain Muda Asal Madura Raih Perak SEA Games, Sang Ayah Doakan Jadi Juara Dunia
M Zaki Ubaidillah, Pemain Muda Asal Madura Raih Perak SEA Games, Sang Ayah Doakan Jadi Juara Dunia
Surabaya
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Surabaya
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Surabaya
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Surabaya
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Surabaya
Pelaku Pungli 'Uang Pengawalan' Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Pelaku Pungli "Uang Pengawalan" Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Surabaya
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Surabaya
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Surabaya
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar 'Uang Pengawalan', Penyandera Ditangkap
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar "Uang Pengawalan", Penyandera Ditangkap
Surabaya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau