Salin Artikel

Cerita Mahasiswa dan Alumnus ITN Malang Bangun PLTS di Ranu Kumbolo, Pikul Peralatan Berat dan Komponen Berjam-jam

Dengan adanya PLTS ini, kebutuhan listrik yang sebelumnya bergantung pada genset kini dapat dipenuhi secara ramah lingkungan dan hemat energi.

Sumber energi dibutuhkan untuk mensuplai kebutuhan listrik penerangan di malam hari, dan pompa air para pendaki. Sedangkan, kebutuhan air bersih sangat diperlukan untuk supply wudu, memasak, dan bekal air para pendaki sebelum perjalanan ke puncak Semeru.

PLTS ini dibangun oleh tim gabungan yang terdiri dari Prodi Teknik Elektro ITN Malang, Himpunan Mahasiswa Pencinta Alam (Himakpa) ITN Malang, Ikatan Alumni Elektro (IKA Elektro) ITN Malang, Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), Gimbal Alas, Forum Silaturahmi (Forsil) Mapala Malang Raya, dan pendukung lainnya.

Proyek ini melibatkan lebih dari 100 orang yang berjalan kaki memikul komponen dan peralatan dari Ranu Pane ke Ranu Kumbolo dengan jarak sekitar 6 jam.

Ketua Umum Himakpa ITN Malang, Laelatul Fitriyah, mengungkapkan bahwa tim menghadapi berbagai tantangan selama proses pemasangan, termasuk cuaca ekstrem dan medan yang sulit.

"Tantangan lainnya adalah beratnya peralatan yang harus kami bawa, termasuk panel surya dan baterai. Bahkan beberapa anggota tim harus kami tinggalkan di pos 3 karena kelelahan dan medan yang sulit," ujar Laelatul, Minggu (16/3/2025).

Pemasangan PLTS ini memakan waktu hampir tujuh hari, dimulai dari pemberangkatan dari Kampus 2 ITN Malang pada Jumat (7/2/2025) hingga diserahkan ke TNBTS pada Jumat (14/2/2025).

Pemberangkatan dari Ranu Pane menuju Ranu Kumbolo dimulai pukul 10.00 WIB dan sampai lokasi tujuan sekitar pukul 16.00 WIB.

Beberapa anggota tim bahkan harus berjalan jongkok untuk melewati jalan yang sulit akibat pohon tumbang. Bahkan, sempat ada insiden kamera DSLR tim dokumentasi yang rusak akibat banjir.

"Untuk perawatan ke depan, kami akan berkolaborasi dengan mahasiswa Teknik Elektro ITN. Sewaktu-waktu bisa dilakukan, karena kami memiliki akses lebih untuk maintenance PLTS," tambahnya.

Sementara itu, alumnus Teknik Elektro ITN Malang angkatan 1984, Ashadi, menjelaskan bahwa struktur fondasi panel surya awalnya dirancang menggunakan fondasi biasa, namun harus diubah menjadi fondasi guy wire untuk menahan angin kencang.

"Akhirnya, 16 panel surya terpasang di atas 13 fondasi guy wire. Ini rancangan Mas Tito (alumnus Arsitektur ITN Malang angkatan 1983) yang juga ikut naik ke Ranu Kumbolo," jelas Ashadi.

Setelah panel terpasang, uji coba praktis dilakukan selama tiga hari, dan hasilnya menunjukkan sistem pencahayaan yang memadai meskipun dalam kondisi cahaya redup.

Baterai bertaham selama 3 tahun

PLTS dengan kapasitas 3.2 kWp ini dapat menjalankan pompa air berdaya 1.200 watt dan mengisi tandon air berkapasitas 3.200 liter dalam waktu kurang dari satu jam.

Dosen Teknik Elektro ITN Malang Widodo Pudji Muljanto menjelaskan bahwa PLTS ini merupakan sistem off grid yang menggunakan 4 buah baterai VRLA, masing-masing 12Vdc 100 ampere-jam (Ah).

"Baterai tersebut mampu bertahan tiga tahun, dan sesudahnya harus dilakukan penggantian, atau bisa di-upgrade ke jenis LiFePo4 kapasitas 5kWh yang bisa bertahan hingga 10 tahun atau lebih," katanya.

PLTS ini dirancang untuk beroperasi 24 jam penuh dengan timer untuk menghindari pemborosan energi.

"Kalau untuk pompa tidak dibatasi penggunaannya, namun tetap dipasang alat pengontrol air agar air tidak terbuang sia-sia," tambah Widodo.

Tim Teknik Elektro ITN Malang sebelumnya telah melakukan desain dengan mempertimbangkan kondisi lokasi dan aspek vandalisme.

Setelah desain selesai, mereka melakukan perakitan mock-up komponen selama dua hari di laboratorium sebelum memindahkan ke lokasi pemasangan.

"Setelah PLTS dipastikan berfungsi, rakitan dibongkar kembali dan dilakukan packaging untuk mobilisasi ke Ranu Kumbolo," tutupnya.

https://surabaya.kompas.com/read/2025/03/16/130358678/cerita-mahasiswa-dan-alumnus-itn-malang-bangun-plts-di-ranu-kumbolo-pikul

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com