Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ferry Pengusaha Macpop, Sukses Berbisnis pada Usia 23 Tahun

Kompas.com, 30 Januari 2025, 06:24 WIB
Azwa Safrina,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com -  Berawal dari kesenangannya mengikuti lomba bisnis sejak SMA, kini Ferry Ardiansyah (23) mampu mendirikan perusahaannya sendiri di bidang cemilan keripik makaroni dengan bahan dasar labu kuning.

Sebelumnya, Fery sudah terlebih dahulu memiliki usaha Tehyung (Teh Lembayung) yakni teh dengan berbahan dasar kacang panjang. Bermanfaat untuk menangkal virus Corona karena kaya anti-oksidan.

Namun saat mulai dijalankan, ternyata sangat susah mencari pangsa pasar Tehyung hingga akhirnya memaksa Ferry berhenti.

Baca juga: Produsen Kripik Tempe Sanan Malang Putar Otak Hadapi Kenaikan Harga Elpiji 3 Kg

Kemudian, ide Macpop atau keripik makaroni tersebut muncul ketika dia melihat produk cemilan baby crab dari lawan bisnisnya yang laris manis, dalam suatu pameran socioprenuership.

Setelah melakukan riset, Ferry menemukan fakta bahwa bisnis camilan memiliki potensi tinggi untuk laku di pasaran.

“Pertama, siapa yang setiap hari enggak nyemil? Entah itu cuma keripik, pasti nyemil. Kedua, sekitar awal 2023 aku melihat kalau cemilan keripik makaroni ini termasuk tertinggi peminatnya,” kata Ferry, Rabu (29/1/2025).

Nama Macpop sendiri memiliki arti Macaroni Pumkin Oven Premium. Tujuannya sebagai makanan ringan, tapi healthy dan aman untuk kesehatan.

Untuk bahan dasarnya, Ferry mendapatkan inovasi dari keresahan kedua orang tuanya sebagai petani labu kuning yang panennya selalu melimpah hingga overload pada musim penghujan seperti sekarang.

“Sedangkan olahan labu itu biasanya kalau enggak dibuat kolak, ya jenang. Kalau dijual ke tengkulak juga selalu ada batasannya sampai 2.000 kilo. Jadi biasanya labunya dibiarkan membusuk gitu aja, kan sayang,” ujarnya.

Baca juga: Produsen Kripik Tempe Asal Batu Ekspor 1 Ton Produk ke Negara-negara Asean

Meskipun awalnya sempat ragu karena tekstur labu kuning yang lembek, namun berkat kegigihannya Fery beserta rekan satu timnya berhasil menemukan racikan yang sesuai.

“Kami sampai 17 kali percobaan. Waktu itu, hampir setiap hari kami coba selalu gagal. Entah warnanya yang jelek, rasanya enggak enak, atau bagian tengahnya yang kurang matang,” ungkapnya.

Macpop memiliki lima varian rasa mulai dari original, barbeque, balado, serta dua varian manis yaitu cokelat dan vanila,

Fery juga berkolaborasi dengan UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) sebagai produsen bumbu rasa tanpa menggunakan MSG atau penyedap rasa buatan.

Kemudian, Fery bersama tim mencoba mengajukan bisnisnya ke Program Pembinaan Mahasiswa Wirausaha (P2MW) dan berhasil mendapatkan pendanaan.

“Selain itu, kami juga pernah ikut lomba yang diadakan oleh BI (Bank Indonesia). Alhamdulillah kami bisa masuk empat besar dan dikirim ke Jakarta untuk ikut pameran internasional,” tutur Ferry.

Halaman:


Terkini Lainnya
Wisatawan Lansia Dipungli 'Uang Pengawalan' Rp 150.000 di Bangsring Banyuwangi, Sempat Ketakutan
Wisatawan Lansia Dipungli "Uang Pengawalan" Rp 150.000 di Bangsring Banyuwangi, Sempat Ketakutan
Surabaya
M Zaki Ubaidillah, Pemain Muda Asal Madura Raih Perak SEA Games, Sang Ayah Doakan Jadi Juara Dunia
M Zaki Ubaidillah, Pemain Muda Asal Madura Raih Perak SEA Games, Sang Ayah Doakan Jadi Juara Dunia
Surabaya
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Surabaya
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Surabaya
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Surabaya
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Surabaya
Pelaku Pungli 'Uang Pengawalan' Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Pelaku Pungli "Uang Pengawalan" Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Surabaya
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Surabaya
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Surabaya
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar 'Uang Pengawalan', Penyandera Ditangkap
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar "Uang Pengawalan", Penyandera Ditangkap
Surabaya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau