Harganya pun murah meriah. Satu mangkok, Agus bersama istrinya menjual aneka jenang di lapaknya sebesar Rp 7.000.
Keberadaan Jenang Grendul dan sumsum makin diburu pecinta kuliner pada saat bulan Ramadhan.
Sambil menunggu azan magrib, banyak warga menyempatkan diri mencari Jenang Grendul dan Jenang Sumsum sebagai makanan pembuka puasa.
Menurut Agus, acapkali dirinya mendapatkan pesanan pembelian bubur grendul dan sumsum dari warga untuk keperluan acara adat.
Tak hanya itu, acara-acara dinas di Pemkot Madiun pun sering memesan bubur grendul dan sumsum dari lapaknya.
"Kami biasa juga dipesan untuk acara hajatan dari warga hingga sekolah dan kampus. Biasanya makan jenang itu dijadikan sebagai acara syukuran setelah hajatan selesai," kata Agus yang membuka lapaknya mulai pukul 06.30 hingga 13.00 WIB.
Lantaran banyak pesanan, Agus bersama istrinya memilih tidak membuka lapaknya dalam satu hari. Sebab dalam satu hari, pemesanan bisa berada di lebih dari dua tempat.
Baca juga: Jenang Sapar: Tradisi, Makna, dan Resep
"Beberapa waktu lalu ada dua sekolah dan satu kampus yang memesan. Jadi warung di lapak tidak buka,” ungkap Agus.
Agus bersyukur dari berjualan aneka jenang di lapak bersama istrinya mampu mencukupi kebutuhan rumah tangganya.
Beberapa pecinta kuliner mengaku meski tekstur jenang lembut dan kenyal, menikmati semangkok jenang grendul sudah mengenyangkan.
Rasa manis gula Jawa dan gurihnya santan dapat menggantikan nasi sebagai sarapan pagi.
"Kalau saya cocok untuk sarapan pagi sudah mengenyangkan. Rasanya yang manis dan santannya yang gurih sudah cukup menjadi energi untuk beraktivitas hingga siang hari," ujar Joko, warga Kota Madiun.
Baca juga: 7 Jenang di Yogyakarta, Ada yang Buka Sejak 1950-an
Lain halnya dengan Joko, Sulistyo memilih menikmati Jenang Grendul dicampur dengan jenang sumsum. Dari campuran itu, cita rasanya tidak terlalu manis namun kegurihan sumsumnya lebih terasa.
"Saya lebih suka kalau Jenang Grendul dicampur dengan sumsum. Jadinya rasanya tidak terlalu manis."
"Dengan campuran itu, kegurihan paduan dua jenang itu menjadikan lebih enak dikonsumsi,” ungkap Sulistyo.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang