Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Tangkap 8 Pelaku Begal di Surabaya, 1 Tersangka Masih di Bawah Umur Bacok Korban

Kompas.com, 10 September 2024, 16:23 WIB
Andhi Dwi Setiawan,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Total ada delapan pelaku begal yang melukai seorang pria di Jalan Ngagel Jaya Selatan, Gubeng, Surabaya, Minggu (1/9/2024). Para tersangka sempat membacok punggung korban.

Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya, AKBP Aris Purwanto mengatakan, para pelaku pengeroyokan itu adalah FM dan RT. Sedangkan enam lainya masih berusia di bawah umur.

"(Kasus begal) yang berhasil ditangkap ini ada delapan pelaku, dua sudah dewasa, enam masih di bawah umur. Semua warga Surabaya," kata Aris kapada media di markasnya, Selasa (10/9/2024).

Peristiwa tersebut, kata Aris, bermula ketika korban, Fitra Driyan Prawita (24) warga Jalan Sidotopo, hendak menjemput istrinya yang bekerja di sebuah tempat biliard, sekitar pukul 02.30 WIB.

Baca juga: Komplotan Begal yang Bacok Pria di Surabaya Ditangkap

"Korban ini mengendarai sepeda motor berhenti di depan apotek, menunggu istrinya. Kemudian gerombolan pelaku melintas, mereka melihat korban dan putar balik," jelasnya.

Kemudian, delapan pelaku tersebut langsung menghampiri dan memukull korban yang masih di atas sepeda motornya. Bahkan, salah satu pelaku di bawah umur membacok punggung Fitra.

"Ada yang memukul ada yang membacok. Membacok tiga kali itu pelaku di bawah umur. Pelaku dua orang yang dewasa, memukul bagian wajah dan bagian tubuh korban," ucapnya.

Merespon itu, korban memutuskan untuk melarikan diri dan menjauh dari para pengeroyoknya. Akan tetapi, tasnya yang berisi sejumlah uang serta ponsel berhasil diambil pelaku.

"Setelah dibacok dipukul, korban lari. Tasnya diambil yang ada isinya handphone dan uang Rp 500 ribu, kemudian korban menjemput istrinya, sadar, luka di bahu kemudian dibawa ke rumah sakit," ujarnya.

Aris mengungkapkan, delapan pelaku mengakui kerap menggelar konvoi saat malam hari. Oleh karena itu, polisi masih mendalami kegiatan mereka dalam beberapa hari terakhir.

"Kelompok ini tidak tinggal di satu tempat, mereka konvoi. Dari hasil penyelidikan yang ada masih ada tiga TKP (tempat kejadian perkara) tapi masih proses pendalaman," katanya.

Baca juga: Polisi Masih Buru 4 Begal yang Serang Petugas PPSU Kebon Kosong Jakpus

Terkait kasus tersebut, penyidik menetapkan dua pelaku dewasa menggunakan Pasal 365 KUHP tentang pencurian dengan kekerasan serta Pasal 170 Pengeroyokan dan Kepemilikan Sajam.

Diberitakan sebelumnya, ketika itu Fitra berniat menjemput istrinya yang masih bekerja di sebuah tempat billiard di sekitar lokasi. Dia memutuskan menunggunya di depan apotek bersama sejumlah ojek online.

"Mereka (gerombolan sepeda motor) manggil saya, terus saya berhenti. Saya ditanyai, he awakmu wong (kamu orang) wisanggenih yo (ya)," kata Fitra, ketika dikonfirmasi, Selasa (3/9/2024).

Sebelum Fitra menjawab, gerombolan itu langsung mengeroyoknya menggunakan tangan kosong dan senjata tajam. Dia sendiri tak mengetahui berapa orang yang memukulinya.

Atas kejadian itu, Fitra mengaku kehilangan uang sebesar Rp 500 ribu dan sebuah handphone miliknya. Dia merasa bersykur karena sepeda motornya masih bisa dipertahankan.

"Sepeda motor saya untung enggak diambil orang-orang itu. Setelah saya teriak-teriak, pekerja proyek yang menggarap (mengerjakan) gorong-gorong datang semua," jelasnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Wisatawan Lansia Dipungli 'Uang Pengawalan' Rp 150.000 di Bangsring Banyuwangi, Sempat Ketakutan
Wisatawan Lansia Dipungli "Uang Pengawalan" Rp 150.000 di Bangsring Banyuwangi, Sempat Ketakutan
Surabaya
M Zaki Ubaidillah, Pemain Muda Asal Madura Raih Perak SEA Games, Sang Ayah Doakan Jadi Juara Dunia
M Zaki Ubaidillah, Pemain Muda Asal Madura Raih Perak SEA Games, Sang Ayah Doakan Jadi Juara Dunia
Surabaya
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Surabaya
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Surabaya
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Surabaya
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Surabaya
Pelaku Pungli 'Uang Pengawalan' Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Pelaku Pungli "Uang Pengawalan" Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Surabaya
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Surabaya
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Surabaya
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar 'Uang Pengawalan', Penyandera Ditangkap
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar "Uang Pengawalan", Penyandera Ditangkap
Surabaya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau